Medan, 12/6 (Antara)- Harga ekspor kopi Indonesia diprediksi tren menurun lagi atau tinggal 3,2 dolar AS per kilogram (kg) akibat pengaruh krisis global yang masih dirasakan hingga kini.
"Pekan ini harga kopi memang masih sebesar 3,4 dolar AS per kg dari sempat 4 dolar AS per kg, namun harga diduga turun lagi atau bisa 3,2 dolar AS per kg akibat permintaan dan kemampuan daya beli yang menurun dampak krisis global ," kata Wakil Ketua Bidang Speciality Industri Kopi Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Sumut, Saidul Alam, di Medan, Rabu.
Harga ekspor yang tren menurun itu otomatis menurunkan harga di pedagang lokal dari sekitar Rp34.000 menjadi Rp26.000 per kg.
Dengan tren menurunnya harga, eksportir semakin tidak berani melakukan transaksi khususnya mengikat kontrak baru.
"Kecuali memenuhi kontrak lama, pengusaha sangat hati-hat melakukan transaksi karena takut merugi besar dengan fluktuasi harga yang cepat dan tren menurun itu,"katanya.
Saidul menyebutkan, dengan situasi harga yang tren melemah, harusnya Pemerintah mengambil momentum membantu petani untuk meremajakan tanaman kopinya.
Dengan diremajakannya tanaman, maka produktivitas hasil panen petani akan meningkat dari yang masih rata-rata 600 kg per hektare per tahun.
"Jadi kalaupun harga jual rendah, namun produktivitasnya tinggi, maka masih akan tetap menguntungkan petani nantinya.Apalagi sebenarnya prospek bisnis kopi di dunia masih cukup bagus pada masa yang akan datang,"katanya.
Petani kopi di Sidikalang R. Sembiring mengakui, harga jual kopi Arabika semakin melemah.
"Kalau sebelumnya sempat Rp23.000 per kg, pekan ini tinggal Rp11.000 -Rp13.000 per kg," katanya.
Selain harga beli melemah, permintan dari pedagang juga sepi dengan alasan pabrikan mengurangi pembelian.
Situasi itu membuat petani susah, apalagi produksi kopi petani di Sumut sendiri masih sedikit karena masa panen baru masuk pada Oktober.***3***
(T.E016/B/Subagyo/C/Subagyo)