Binangalom, Sumut, 2/6 (Antara) - Objek wisata Air terjun Situmurun di Desa Binangalom, Kabupaten Toba Samosir (Tobasa), Sumatera Utara, membutuhkan sentuhan lebih maksimal dari instansi pemerintah terkait serta para pelaku industri pariwisata di daerah tersebut.
"Air terjun ini memiliki panorama sangat indah, namun sepertinya luput dari perhatian dinas pariwisata dan instansi pemerintah terkait lainnya," kata Ketua Bidang Program Kelompok Kerja Wisata Lokal Tobasa, Rosmelina Sinaga di Binangalom, Minggu.
Air terjun tersebut berasal dari sungai Binangalom, terjun dari tujuh tingkat tebing, kemudian jatuh ke perairan Danau Toba, namun akses ke lokasi hanya bisa dilalui menggunakan kapal.
Sayangnya, kata, dia, sewa kapal tergolong mahal untuk ukuran kantong wisatawan lokal, membuat objek ini hanya diminati oleh wisatawan mancanegara yang mampu membayar ongkos bekisar Rp500 ribu dengan jarak tempuh relatif dekat, hanya sekitar sepuluh menit perjalanan.
Kata Rosmelina, dalam dunia kepariwisataan, jarak tempuh bukan menjadi masalah serius, namun sarana transportasi dan waktu tempuh sangat mempengaruhi niat wisatawan dalam melakukan kunjungan.
Menurut dia, pemerintah daerah setempat seharusnya dapat mencarikan solusi alternatif, sehingga objek wisata itu tidak hanya didominasi pengunjung dari luar, yang pada gilirannya tentunya akan meningkatkan pendapatan asli daerah lebih maksimal.
Selama ini, yang menikmati keuntungan finansial dari air terjun itu, justru kabupaten lain yang berdekatan, seperti Simalungun dan Kabupaten Samosir, karena mereka telah membuka paket tour khusus kerjasama dengan pengusaha hotel dan para pemilik kapal.
"Padahal, lokasi keberadaan air terjun tersebut masih dalam wilayah Kabupaten Tobasa Samosir," kata Rosmelina.
Sementara itu, anggota DPRD Tobasa daerah pemilihan Kecamatan Lumbanjulu, Syamsudin Manurung mengakui, panorama alam sekitar air terjun Situmurun sangat memukau, namun agak terganggu dengan banyaknya keramba ikan milik para pengusaha ditambah sejumlah kepunyaan penduduk setempat.
Menurut dia, banyaknya keramba yang bertebaran di sepanjang perairan Danau Toba, mengurangi keindahan dan kesan alami dari danau vulkanik terbesar di kawasan Asia Tenggara tersebut.
Dikatakannya, Pemerintah daerah setempat, harus berupaya maksimal dengan membuat terobosan baru untuk lebih memajukan kepariwisataan di daerah tersebut, khususnya dalam meningkatkan kualitas infrastruktur dan sarana penunjang lainnya, guna menambah jumlah kunjungan wisatawan.
"Kemudahan dan kenyamanan menjangkau lokasi objek wisata merupakan salah satu syarat penting, bagi wisatawan yang berkunjung," ujar Syamsudin. ***4*** (T.KR-JRD) Kaswir (T.KR-JRD/C/Kaswir/Kaswir) 02-06-2013 22:39:07