Jakarta, 26/5 (Antara) - Ibarat menggulung naga di kandangnya sendiri, itulah yang dilakukan Jonathan Pradana Mailoa ketika mengalahkan saingannya asal China.
Meski lahir bukan dari keluarga scientis, Jonathan nyatanya mampu mengalahkan 386 peserta olimpiade fisika internasional (International Phisics Olympiad atau IPhO) ke-37 dari 83 negara dan menyabet gelar paling bergengsi, the absolute winner pada Olimpiade Fisika Internasional 2006.
Perjuangan anak karyawan perusahaan furnitur itu tidak percuma sebab buah kerja kerasnya itu membawa harum nama bangsa Indonesia di tengah pesimisme generasi muda di tanah air dalam menatap masa depan.
Di antara puing reruntuhan itu, nyatanya masih ada dirinya dan sekelompok generasi muda lain yang menjadi mutiara-mutiara terbaik penginspirasi anak negeri.
Melalui sukses Jonathan, Indonesia mengakhiri penantian 13 tahun untuk meraih predikat juara dunia pada kompetisi fisika paling prestisius sejagat itu.
Selain gelar itu, Jonathan yang lahir 20 September 1989 itu sukses menyabet gelar the best in theory dan diganjar predikat The Best ASEAN Student.
Anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Edhi Mailoa dan Sherlie Darmawan tidak semata terlahir dengan kecerdasan yang luar biasa. Namun kegigihannya dalam berusaha, belajar dan pantang menyerah adalah rahasia suksesnya dalam membawa harum nama bangsa.
Jonathan tidak sendiri, di tengah kebekuan dan pesimisme menatap masa depan Reza Nurhilman punya cerita lain.
Kisah jejaka Bandung itu adalah simbol kerja keras dan inovasi yang luar biasa ala pengusaha sukses.
Meski usianya belum juga genap kepala tiga namun keripik setan bermerek Maicih rintisannya menjadi ikon jajanan yang sangat fenomenal di Bandung.
Pria kelahiran Bandung 29 September 1987 inilah yang menemukan resep keripik dari seorang emak bernama Mak Icih yang akhirnya menjadi merek dagangannya.
Kunci sukses pada bisnis Reza terletak pada cara dia berpikir "out of the box" yang terbukti ampuh membawanya menjadi salah satu pengusaha muda yang diperhitungkan di tanah air.
Sosial Media
"Bagi saya sukses tidak mungkin datang sendiri, tetapi melalui sebuah perjuangan yang pantang menyerah," kata Reza.
Pria yang juga dikenal dengan nama Axl itu memanfaatkan kecanggihan teknologi masa kini yaitu media twitter dan Facebook.
Axl sengaja membuat produknya eksklusif dan tidak membuka toko, namun hanya menjual produknya melalui media twitter sebagai informasi lokasi dimana para jenderal (agen) maicih mangkal menjajakan dagangannya.
Jadi calon pelanggan hanya bisa mengetahui dimana Maicih diperjualbelikan tiap harinya melalui situs microblogging Twitter.
Jadi salah satu yang membuat unik dari Maicih adalah sebutan atau istilah yang dilemparkan manajemen Maicih ketika berkomunikasi dengan para calon konsumen dan pelanggannya melalui Twitter.
Ada "Emak" (nenek) untuk pembuat keripik Maicih dan "Cucu" untuk konsumennya.
Kemudian, ada "jendral" untuk reseller-nya, "Icihers" sebutan gaul penggemar Maicih, "Republik Maicih" untuk manajemen, hingga istilah ¿tericih-icih¿ untuk menggambarkan ketagihan akan pedasnya Maicih.
Dan sejak diluncurkan akhir Juni 2010, keripik Maicih memang menjadi salah satu hot isu dan fenomenal di kalangan anak muda urban, terutama para peselancar dunia maya.
Tiap hari akun twitter @InfoMaicih akan memberi kabar di mana produk Maicih bisa didapatkan.
Cara pemasaran yang cukup unik ini terbukti mendongkrak nama Maicih di jagat twitter.
Bahkan, tak sedikit dari mereka yang ingin naik kelas menjadi ¿Jendral¿ Maicih.
Efeknya, baru satu setengah tahun bisnisnya beroperasi, omzet Maicih menembus Rp7 miliar perbulan.
Reza kemudian menjadi cermin betapa ia adalah mutiara terpendam dari samudera kegigihan yang bisa menjadi monumen inspirasi bagi kaumnya di negeri ini.
Pendobrak Kebekuan
Mutiara lain aset berharga negeri ini adalah Masril Koto, sang pendobrak kebekuan fungsi intermediasi industri perbankan di bidang pertanian di Agam, Sumatera Barat.
Bersama sejumlah rekannya, petani yang tak tamat sekolah dasar itu mendirikan Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKMA) Prima Tani di Nagari Koto Tinggi, Kecamatan Baso, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, pada 2007.
LKMA Prima Tani di Nagari Koto Tinggi itu menjadi cikal bakal program pengembangan usaha agribisnis pedesaan (PUAP) nasional.
Kini, lebih dari 300 unit LKMA telah berdiri di seantero Sumatera Barat atas dorongannya.
"Saya selalu memotivasi agar LKMA didirikan sebagai solusi permodalan petani," katanya.
Mimpinya adalah memajukan petani dan ia tersadar bahwa persoalan utama petani adalah permodalan.
Sayangnya hal ini tak bisa dipecahkan industri perbankan hingga di benaknya, tercetus ide untuk membuat bank petani, demi memenuhi kebutuhan mereka.
Di benak para petani pun relatif alergi terhadap pendirian koperasi. Jadilah ide Masril tak bersambut.
"Berdasarkan rapat evaluasi dan pengalaman kami selama ini, koperasi hanya menguntungkan para pengurusnya," kata anak pertama dari delapan bersaudara ini.
Maka lembaga keuangan mikro adalah bentuk terbaik saat ini sebelum dikembangkan menjadi sesuatu yang lebih besar suatu saat nanti.
Maka dialah Masril, sang pendobrak kemajuan petani, mutiara termahal yang kilaunya mampu menginspirasi generasi muda untuk bangkit dari kubangan pesimisme yang tak berarti.
Baik Jonathan, Reza, maupun Masril adalah inspirasi.
Menatap mereka artinya memandang Indonesia bukan dalam jeratan generasi muda pecandu Narkoba, geng motor tak bertanggung jawab, hingga aksi kriminal remaja tak berkesudahan.
Namun di sana inspirasi itu tumbuh bersama mutiara-mutiara yang kilaunya menginspirasi dan membangkitkan semangat bangsa untuk maju.(H016)
Mutiara Dalam Puing Reruntuhan Pesimisme Masa Depan
Minggu, 26 Mei 2013 10:11 WIB 1552