Medan, 5/5 (Antara) -Devisa Sumatera Utara (Sumut) dari minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) pada triwulan I 2013 turun 10,73 persen dibandingkan periode sama tahun lalu atau tinggal 993,493 juta dolar AS .
"Triwulan I 2011, nilai ekspor sudah mencapai 1,112 miliar dolar AS. Penurunan devisa karena harga jual CPO itu masih berfluktuasi dengan tren melemah,"kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Suharno, di Medan, Minggu.
Penurunan terjadi hampir di setiap bulan, seperti di Maret yang hanya 269,689 juta dolar AS atau turun 19,46 persen dari Februari yang senilai 334,712 juta dolar AS.
Menurut dia, penurunan nilai ekspor CPO itu menjadi salah satu pemicu penyebab turunnya devisa Sumut pada triwulan I tahun ini sebesar 8,36 persen atau tinggal 2,418 miliar dolar AS.
"Seperti diketahui, ekspor CPO yang masuk dalam golongan barang lemak dan minyak hewan/nabati itu merupakan penyumbang terbesar dalam penerimaan devisa Sumut setiap tahunnya.Jadi kalau nilai ekspor CPO turun tentunya langsung juga mempengaruhi total penerimaan devisa,"katanya.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sumut, Parlindungan Purba, menyebutkan, dampak krisis global masih belum bisa dihindari negara manapun sehingga hampir semua negara termasuk Indonesia yang mengalami penurunan perekonomiannya.
Krisis global menyebabkan permintaan dan harga jual berbagai barang melemah.
"Apindo sudah meminta pengusaha melakukan berbagai upaya untuk bisa mempertahankan geliat bisnisnya agar tidak berpengaruh langsung ke pekerja seperti PHK (pemutusan hubungan kerja) bahkan membuat pabrikan menjadi tutup,"katanya.
Melakukan efisiensi dalam segala hal dan memperkuat pasar di dalam negeri adalah salah satu kebijakan yang bisa dilakukan pengusaha secepatnya untuk mengurangi kerugian dari penurunan ekspor.
Ketua Umum Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI), Derom Bangun, mengakui, masih terus berfluktuasinya harga ekspro CPO di pasar internasional dampak melemahnya permintaan.
Namun, kata dia, diprediksi, harga CPO akam membaik lagi hingga mencapai 900an dolar AS per metrik ton (MT) dari dewasa ini yang di kisaran 800-850 dolar AS per MT, karena kebutuhan meningkat.***3*** (T.E016/B/M. Taufik/M. Taufik) 05-05-2013 14:39:52