Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Sumatera Utara melakukan pemetaan terhadap potensi kerawanan bencana alam saat pemungutan suara pada Pemilu 2024.
Anggota Bawaslu Sumut, Suhadi Sukendar Situmorang, di Medan, Senin mengatakan pemetaan tersebut untuk mengindentifikasi setiap permasalahan yang berpotensi terjadi selama tahapan Pemilu 2024 antara lain bencana alam.
“Dalam pemetaan tersebut, faktor cuaca menjadi menjadi sorotan pihak Bawaslu Sumut. Karena, bila mana terjadi bencana alam di lokasi tempat pemungutan suara (TPS), sudah ada langkah-langkah yang akan dilakukan selanjutnya," ujar Suhadi.
Ia menjelaskan langkah tersebut bertujuan sebagai salah satu upaya dalam menyukseskan pesta demokrasi tersebut.
"Untuk pemetaan kerawanan sendiri, bahwa setiap tahapan pemilu dan locus atau tempat itu, harus kami deteksi sesuatu yang rawan, tujuannya adalah positif," kata Suhadi.
Ia mengungkapkan seperti Pemilu 2019 di Kabupaten Serdang Bedagai terjadi bencana banjir sehingga beberapa TPS harus dievakuasi.
"Dari situlah kita melakukan maping-maping kerawanan saat pemilu. Bawaslu Sumut sedang membuat peta kerawanan pada TPS tersebut," sebutnya.
Untuk itu, kata dia, Bawaslu Sumut terus berkoordinasi dengan pemangku kebijakan terkait sehingga proses pesta demokrasi berjalan dengan baik.
“Untuk faktor alam sangat memungkinkan TPS itu dipindahkan, karena cuaca tidak bisa kita prediksi. Makanya kita selalu berkoordinasi dengan stakeholder yang lain," katanya.
Selain itu, kata dia,Bawaslu Sumut juga memetakan terhadap kerawanan kecurangan yang bepotensi terjadi pada pesta demokrasi tersebut.
"Karena, diketahui di TPS itu multi kerawanan. Hal itu, dipicu kerawanan sumber daya manusia (SDM), yang salah satumya kurang memahami terkait tentang tugas pokok dan fungsinya di TPS," sebutnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023
Anggota Bawaslu Sumut, Suhadi Sukendar Situmorang, di Medan, Senin mengatakan pemetaan tersebut untuk mengindentifikasi setiap permasalahan yang berpotensi terjadi selama tahapan Pemilu 2024 antara lain bencana alam.
“Dalam pemetaan tersebut, faktor cuaca menjadi menjadi sorotan pihak Bawaslu Sumut. Karena, bila mana terjadi bencana alam di lokasi tempat pemungutan suara (TPS), sudah ada langkah-langkah yang akan dilakukan selanjutnya," ujar Suhadi.
Ia menjelaskan langkah tersebut bertujuan sebagai salah satu upaya dalam menyukseskan pesta demokrasi tersebut.
"Untuk pemetaan kerawanan sendiri, bahwa setiap tahapan pemilu dan locus atau tempat itu, harus kami deteksi sesuatu yang rawan, tujuannya adalah positif," kata Suhadi.
Ia mengungkapkan seperti Pemilu 2019 di Kabupaten Serdang Bedagai terjadi bencana banjir sehingga beberapa TPS harus dievakuasi.
"Dari situlah kita melakukan maping-maping kerawanan saat pemilu. Bawaslu Sumut sedang membuat peta kerawanan pada TPS tersebut," sebutnya.
Untuk itu, kata dia, Bawaslu Sumut terus berkoordinasi dengan pemangku kebijakan terkait sehingga proses pesta demokrasi berjalan dengan baik.
“Untuk faktor alam sangat memungkinkan TPS itu dipindahkan, karena cuaca tidak bisa kita prediksi. Makanya kita selalu berkoordinasi dengan stakeholder yang lain," katanya.
Selain itu, kata dia,Bawaslu Sumut juga memetakan terhadap kerawanan kecurangan yang bepotensi terjadi pada pesta demokrasi tersebut.
"Karena, diketahui di TPS itu multi kerawanan. Hal itu, dipicu kerawanan sumber daya manusia (SDM), yang salah satumya kurang memahami terkait tentang tugas pokok dan fungsinya di TPS," sebutnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023