Ketua Komisi II DPRD Kota Medan, Sumatera Utara, Sudari meminta manajemen RSUD dr Pirngadi agar meningkatkan mutu pelayanan kesehatan masyarakat di daerah ini.
"Kita sayangkan BOR ('bed of occupancy ratio'/persentase pemakaian tempat tidur) hanya 40 persen. Untuk itu, tingkatkan mutu pelayanan," ujar Sudari usai Rapat Konsultasi Bersama RSUD dr Pirngadi di Medan, Sabtu.
Ia menyebut rendahnya pemakaian tempat tidur ruang rawat inap di RSUD dr Pirngadi menunjukkan bahwa manajemen belum mampu mengelola rumah sakit ini.
Padahal, katanya, rumah sakit swasta di Kota Medan hampir setiap hari ruang rawat inapnya penuh, bahkan sampai menolak pasien Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
Data Dinas Kesehatan Kota Medan pada 2022 menyebutkan sebanyak 48 rumah sakit, 41 puskesmas, dan 31 puskesmas pembantu siap melayani pasien BPJS Kesehatan di Kota Medan.
"Kondisi ini sejak program UHC ('universal health coverage'/cakupan kesehatan semesta) Jaminan Kesehatan Medan Berkah diberlakukan per 1 Desember 2022," ungkap dia.
RSUD dr Pirngadi berkomitmen meningkatkan pelayanan kesehatan dengan menjalankan 3S (senyum, sapa, dan sentuh), dan memegang teguh pepatah rumah sakit "Aegroti Salus Lex Suprema" (kepentingan pasien adalah yang utama).
Saat ini tenaga sumber daya manusia di RSUD dr Pirngadi sebanyak 200 dokter, 450 perawat, dan rumah sakit tengah melakukan penempatan SDM sesuai tugas pokok dan fungsi.
"Direktur RS ini harus membangun kepercayaan lagi karena masyarakat pernah trauma berobat ke RSUD dr Pirngadi," tegas anggota Komisi II DPRD Kota Medan Janses Simbolon.
Dirut RSUD dr Pirngadi dr Suhartono mengaku pihaknya kini berupaya memperbaiki citra buruk yang melekat dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit milik Pemkot Medan.
"Kami akan berupaya dengan sekuat tenaga melakukan perubahan pelayanan kesehatan yang lebih baik lagi," ungkapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023