Siphon zal kanan irigasi yang rusak di lintasan sungai Aek Pohon, Kelurahan Pidoli Dolok yang rusak pada akhir tahun 2022 lalu mulai di perbaiki oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Mandailing Natal (Madina).

Berdasarkan pantauan ANTARA dilokasi sebuah alat berat dan sejumlah pekerja mulai melakukan perbaikan terhadap Shipon yang patah tersebut.

Proses dimulainya pengerjaan itu ditandai dengan kunjungan Bupati Madina, HM Ja'far Sukhairi Nasution bersama Plt Kepala Dinas PUPR Madina, Elpi Yanti Harahap, ST ke lokasi pengerjaan.

Siphon yang berada di bawah jembatan Aek Pohon itu berfungsi untuk mengalirkan air melewati bawah saluran lain dan telah rusak selama setahun lebih hingga mengganggu aktivitas pertanian masyarakat.

Aek Pohon yang masih aliran Sungai Batang Gadis sendiri diketahui masih merupakan wilayah kerja dari Balai Wilayah Sungai (BWS) II Sumatera Utara, sehingga sepatutnya menjadi tanggung jawab balai.

Namun, mengingat urgensi yang tinggi dan berdampak langsung bagi masyarakat banyak, khususnya petani, Pemkab Madina pun mengambil langkah untuk membantu tugas dari BWS II setelah sebelumnya berkoordinasi dengan pihak yang bersangkutan.
 

"Karena ini urgen dan menyangkut masyarakat banyak, kita ambil langkah. Tentu kita terlebih dahulu koordinasi juga dengan lintas sektoral agar tidak melanggar ketentuan yang ada," Bupati Madina, HM Ja'far Sukhairi Nasution kepada ANTARA, Senin (7/8).

Sukhairi menyampaikan, anggaran yang digunakan dalam perbaikan saluran irigasi itu dialokasikan dari dana darurat atau dana Tidak Terduga (TT) melalui Dinas PUPR.

Dalam pengerjaannya, kata Elpi perbaikan akan dimulai dengan pembersihan dan pengalihan aliran sementara guna mendeteksi kerusakan pada siphon.

"Setelah membersihkan sedimen dan sampah di dalam, kemudian akan dilakukan pemasangan bronjong untuk mencegah masuknya kembali sedimen ke dalam sipon. Dan akan kita usahakan selesai secepatnya. Semoga tidak ada kendala dalam proses pengerjaan," ujarnya.

Sekedar diketahui, akibat kerusakan Shipon tersebut telah mengakibatkan aliran air di irigasi menjadi mandeg. Akibatnya sekira 772,6 hektar lahan pertanian gagal tanam akibat tak terairi. 

Hamparan seluas 772,6 hektar itu berada di 15 desa di kawasan Kecamatan Panyabungan.

Pewarta: Holik

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023