Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara menyatakan pertumbuhan ekonomi Sumut kembali normal pascapandemi COVID-19 dengan capaian 5,19 persen pada triwulan kedua 2023 (year on year).
"Kami berharap stabilitas ekonomi ini terus terjaga," ujar Kepala BPS Sumut Nurul Hasanudin dalam konferensi pers daring yang diikuti di Medan, Senin.
Dikatakan, nilai tersebut menjadi pertumbuhan tertinggi ekonomi Sumut sejak tahun 2021.
Selalu minus mulai triwulan I 2020 sampai triwulan pertama 2023, pertumbuhan ekonomi Sumut terus menunjukkan perkembangan positif hingga pertengahan tahun 2023.
Selain tertinggi secara tahunan, pertumbuhan ekonomi Sumut 5,19 persen pada triwulan II 2023 juga menjadi yang terbaik secara kuartal (2,88 persen) dan kumulatif (5,03 persen) dari tahun 2021.
Secara umum, ada beberapa faktor yang menurut BPS mempengaruhi situasi perekonomian Sumut pada bulan April-Juni 2023.
Dari sektor pertanian, misalnya, terjadi peningkatan ekspor kopi, cokelat, teh dan rempah dibandingkan triwulan I 2023, begitu pula yang terjadi pada produksi kelapa sawit.
Kemudian, produksi padi meningkat secara tahunan meski jika dilihat dari kuartal produksinya menurun.
Produksi sapi dan kambing meningkat pada triwulan II 2023 lantaran adanya Hari Raya Idul Adha.
Namun, dibandingkan triwulan I 2023, terjadi kontraksi produksi beberapa komoditas misalnya tebu, hortikultura, ekspor ikan, kerang dan moluska serta ayam-telur ayam pada triwulan II 2023.
Setelah itu, dari sisi infrastruktur, pembangunan jalan tol ruas Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat, Indapura-Kisaran dan Binjai-Langsa masih berlangsung.
Pengeluaran pemerintah kabupaten, kota dan provinsi Sumut meningkat lantaran adanya gaji ke-13 untuk ASN dan THR.
Jumlah wisatawan mancanegara pada triwulan II 2023 yakni 49.180 orang juga berada di titik tertinggi sejak tahun 2021.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Sumut pada triwulan II 2023 secara tahunan meningkat dibandingkan triwulan II 2022, dari Rp235,35 triliun menjadi Rp260,36 triliun.
Sementara jika dilihat dari triwulan pertama 2023, ekonomi Sumut pada triwulan kedua juga bertumbuh menjadi 2,88 persen.
Adapun PDRB ADHB pada triwulan I 2023 adalah Rp251,95 triliun.
Pertumbuhan ekonomi Sumut secara tahunan triwulan II tahun 2023 paling besar dipengaruhi oleh transportasi dan pergudangan yaitu 12,29 persen, diikuti sektor jasa lainnya (10,22 persen).
Menurut BPS Sumut, sektor jasa memiliki pertumbuhan tertinggi pada triwulan II 2023 secara tahunan dibandingkan barang. Situasi tersebut terjadi karena adanya momen Idul Fitri, Idul Adha dan libur sekolah pada periode itu.
Masih pada triwulan II 2023, lapangan usaha yang paling penting terhadap perekonomian Sumut adalah pertanian, kehutanan dan perikanan yang tumbuh 3,21 persen, kemudian perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor (4,66 persen), industri pengolahan 4,08 persen serta konstruksi 5,56 persen.
Berdasarkan pengeluaran, pertumbuhan PDRB tertinggi triwulan 2023 secara tahunan datang dari komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga NonProfit Rumah Tangga (PK-LNPRT) yang mencapai 7,69 persen.
Akan tetapi, dari sisi struktur, Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga berdampak paling besar terhadap PDRB Sumut yaitu 50,95 persen.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023
"Kami berharap stabilitas ekonomi ini terus terjaga," ujar Kepala BPS Sumut Nurul Hasanudin dalam konferensi pers daring yang diikuti di Medan, Senin.
Dikatakan, nilai tersebut menjadi pertumbuhan tertinggi ekonomi Sumut sejak tahun 2021.
Selalu minus mulai triwulan I 2020 sampai triwulan pertama 2023, pertumbuhan ekonomi Sumut terus menunjukkan perkembangan positif hingga pertengahan tahun 2023.
Selain tertinggi secara tahunan, pertumbuhan ekonomi Sumut 5,19 persen pada triwulan II 2023 juga menjadi yang terbaik secara kuartal (2,88 persen) dan kumulatif (5,03 persen) dari tahun 2021.
Secara umum, ada beberapa faktor yang menurut BPS mempengaruhi situasi perekonomian Sumut pada bulan April-Juni 2023.
Dari sektor pertanian, misalnya, terjadi peningkatan ekspor kopi, cokelat, teh dan rempah dibandingkan triwulan I 2023, begitu pula yang terjadi pada produksi kelapa sawit.
Kemudian, produksi padi meningkat secara tahunan meski jika dilihat dari kuartal produksinya menurun.
Produksi sapi dan kambing meningkat pada triwulan II 2023 lantaran adanya Hari Raya Idul Adha.
Namun, dibandingkan triwulan I 2023, terjadi kontraksi produksi beberapa komoditas misalnya tebu, hortikultura, ekspor ikan, kerang dan moluska serta ayam-telur ayam pada triwulan II 2023.
Setelah itu, dari sisi infrastruktur, pembangunan jalan tol ruas Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat, Indapura-Kisaran dan Binjai-Langsa masih berlangsung.
Pengeluaran pemerintah kabupaten, kota dan provinsi Sumut meningkat lantaran adanya gaji ke-13 untuk ASN dan THR.
Jumlah wisatawan mancanegara pada triwulan II 2023 yakni 49.180 orang juga berada di titik tertinggi sejak tahun 2021.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Sumut pada triwulan II 2023 secara tahunan meningkat dibandingkan triwulan II 2022, dari Rp235,35 triliun menjadi Rp260,36 triliun.
Sementara jika dilihat dari triwulan pertama 2023, ekonomi Sumut pada triwulan kedua juga bertumbuh menjadi 2,88 persen.
Adapun PDRB ADHB pada triwulan I 2023 adalah Rp251,95 triliun.
Pertumbuhan ekonomi Sumut secara tahunan triwulan II tahun 2023 paling besar dipengaruhi oleh transportasi dan pergudangan yaitu 12,29 persen, diikuti sektor jasa lainnya (10,22 persen).
Menurut BPS Sumut, sektor jasa memiliki pertumbuhan tertinggi pada triwulan II 2023 secara tahunan dibandingkan barang. Situasi tersebut terjadi karena adanya momen Idul Fitri, Idul Adha dan libur sekolah pada periode itu.
Masih pada triwulan II 2023, lapangan usaha yang paling penting terhadap perekonomian Sumut adalah pertanian, kehutanan dan perikanan yang tumbuh 3,21 persen, kemudian perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor (4,66 persen), industri pengolahan 4,08 persen serta konstruksi 5,56 persen.
Berdasarkan pengeluaran, pertumbuhan PDRB tertinggi triwulan 2023 secara tahunan datang dari komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga NonProfit Rumah Tangga (PK-LNPRT) yang mencapai 7,69 persen.
Akan tetapi, dari sisi struktur, Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga berdampak paling besar terhadap PDRB Sumut yaitu 50,95 persen.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2023