Banjir yang melanda lima kecamatan di Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara pada Minggu (11/12) menyebabkan sejumlah aktifitas terganggu seperti halnya proses belajar mengajar, sehingga sejumlah sekolah dibeberapa kecamatan itu terpaksa diliburkan oleh pihak sekolah.

Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Madina, Riswan Halim Batubara yang dikonfirmasi ANTARA, Senin (12/12) mengungkapkan, pasca banjir tersebut telah membuat kegiatan belajar mengajar (KBM) disejumlah sekolah terpaksa diliburkan. Sebab banjir sudah menggenangi halaman sekolah hingga memasuki ruang kelas.

Adapun sekolah-sekolah yang diliburkan tersebut adalah SD Negeri 377 Trans Bandep, SD 378 Sikara-kara IV, SD 371 Patiluban Hilir, SD 365 Patiluban Mudik Kecamatan Natal dan SD 294 Tapus Kecamatan Lingga Bayu.

"Sampai saat ini baru itu yang masuk. Kita masih menunggu laporan resmi dari kecamatan terkait jumlah sekolah yang terdampak," katanya.

Peristiwa banjir tersebut juga sempat membuat ratusan Kepala Keluarga (KK) di Desa Huta Imbaru Kecamatan Muara Batang Gadis terpaksa harus mengungsi ketempat yang lebih aman.

Bahkan, jalan lintas Lingga Bayu - Natal sempat terhambat akibat tingginya curah hujan serta luapan air sungai Batang Natal.

Banjir yang melanda sejumlah desa itu di lima kecamatan itu disebabkan oleh curah hujan yang tinggi sehingga membuat sejumlah sungai yang berada di pinggiran pemukiman warga menjadi meluap.

Adapun lima kecamatan yang dilanda banjir itu adalah, Kecamatan Linggabayu, Kecamatan Sinunukan, Kecamatan Natal, Kecamatan Batahan, dan Kecamatan Muara Batang Gadis. Namun banjir paling parah terjadi di Kecamatan Linggabayu, Sinunukan, dan Muara Batang Gadis.

Daerah-daerah tersebut selama ini diketahui rawan banjir. Banjir kerap melanda daerah tersebut, namun akan kembali surut beberapa jam kemudian.

Bismil warga Desa Huta Imbaru Kecamatan Muara Batang Gadis menyebutkan jika kondisi air di desa mereka sudah mulai surut. 

"Sekarang sudah mulai surut, tapi masih lumpuh. Anak-anak sekolahpun libur sekolah. Lumpur semua," sebutnya.

Sementara itu, Kepala Desa Lubuk Kapundung, Adenan menyampaikan, jika pada peristiwa banjir itu tidak sempat membawa korban.

Kata dia, daerah yang paling parah terdampak banjir di kawasan Sulang Aling adalah Desa Huta Imbaru.

"Di Huta Imbaru tinggi air sempat 2 - 2,5 meter. Dikampung kita sekitar satu meter," jelas dia.

Pewarta: Holik

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022