Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo mendukung penuh petani kopi Indonesia dalam peningkatan produksi dan kualitas tanamnya menjadi kopi terbaik di dunia. Pasalnya, pemerintah melalui Kementerian Pertanian RI telah membuat perjanjian kerjasama dengan puluhan negara dalam membuka jalan dan akses pasar yang lebih luas.

"Jadi sesuai arahan Presiden Joko Widodo bahwa tidak ada warung kopi di dunia tanpa kopi Indonesia. Gerakan Tanam Kopi tidak boleh gagal," katanya dalam berbagai kesempatan bertemu petani dan penyuluh maupun stakeholders kopi di seluruh Indonesia.

Menurut Mentan Syahrul, kopi Indonesia telah terkenal hingga ke seluruh jagat, karena ciri khasnya, kualitas rasa dan aromanya sangat berbeda dengan kopi-kopi lain di berbagai benua. Indonesia adalah negara subur yang memiliki dukungan matahari dan air yang melimpah.

"Mau di dataran tinggi kita ada kopi arabica. Kalau mau di dataran rendah, kita punya robusta. Tahun ini, 2022 saya targetkan 10 juta pohon. Kenapa? Seluruh dunia  trend minum kopi. Semua sudut ada tempat kopi. Kopi itu bagi saya ada singkatannya, yaitu Kemampuan Otakmu Pemberi Inspirasi," katanya lagi.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi pun menyampaikan hal senada.

"Petani kopi harus mengetahui proses pertanian dari hulu sampai ke hilir. Dari mengolah lahan sampai packaging, bahkan penjualan. Hal ini akan menjadi nilai lebih bagi petani kopi," kata Dedi Nursyamsi.

Komitmen Kementan tersebut, diimplementasikan oleh Politeknik Pembangunan Pertanian [Polbangtan] khususnya Polbangtan Medan di Focus Group Discussion [FGD] Sekolah Lapang Iklim [SLI] Kopi yang diadakan Institut Teknologi Sawit Indonesia [ITSI] di Medan, Sumut [20/07].

Direktur Polbangtan Medan, Yuliana Kansrini mengatakan bahwa pihaknya melalui Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat [UPPM] berperan aktif pada peningkatan produktivitas kopi yakni penelitian dosen tentang budidaya kopi arabika dan pengolahan pascapanen kopi di Kabupaten Dairi.

"Polbangtan Medan juga aktif pada pengembangan sentra agribisnis kopi di Kabupaten Simalungun, pengabdian kepada masyarakat melalui pembinaan desa mitra berupa pendampingan bagi kelompok tani kopi arabika di Kabupaten Dairi," kata Yuliana Kansrini yang disampaikan Puji Wahyu Mulyani, Pembimbing Kegiatan [Bimtan] Organisasi Mahasiswa Polbangtan Medan pada FGD SLI di Medan.

Kegiatan akademik lainnya, kata Puji, seperti Praktek Kerja Lapangan [PKL] oleh mahasiswa Polbangtan Medan pada beberapa lokasi produsen kopi di Kabupaten Dairi dan Kabupaten Toba.

"Selain itu, juga melakukan kegiatan kuliah umum bersama Bupati Dairi untuk mengembalikan kejayaan kopi Sidikalang," katanya lagi.

Puji Wahyu Mulyani menambahkan SLI Kopi merupakan salah satu rangkaian kegiatan Coffee, Tea, Cacao Nusantara Fest 2022 yang diselenggarakan oleh ITSI berupa seminar, talkshow, eksibisi, pelatihan Barista, job fair, family day dan community gathering, tea walk, dan bakti sosial serta donor darah.

Tahapan kegiatan SLI Kopi dimulai dengan menentukan kurikulum SLI Kopi, sharing pengalaman dari para pihak, dan pelaksanaan sekolah lapang sesuai materi yang telah ditetapkan bersama dengan sasaran peserta dan para fasilitator SL. Sementara lokasi pelaksanaan SL direncanakan di Kabupaten Dairi atau Simalungun.

"Untuk persiapan kegiatan perlu dipastikan terkait dukungan pemerintah daerah kabupaten di lokasi kegiatan terkait seperti perizinan dan lainnya. Sementara sasaran peserta adalah mahasiswa dan akademisi, petani, kelompok tani, penyuluh, praktisi dan pemerhati kopi.

Peserta FGD yang hadir SLI Kopi tersebut antara lain Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Utara, Universitas Sumatera Utara [USU], Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Universitas Medan Area, Universitas Negeri Medan, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Badan Metereologi, Klimatologi dan Geologi [BMKG],  Universitas Panca Budi, dan Universitas Amir Hamzah.

Pewarta: Rel

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022