Wisata berkuda di lokasi objek wisata Berastagi, Kabupaten Tanah Karo, Sumatera Utara, pada H+2 Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriah banyak peminat di kalangan masyarakat yang berasal dari berbagai daerah di provinsi itu.
"Pada hari kedua Idul Fitri ini pendapatan agak lumayan banyak, dan bisa mencapai Rp600 ribu bila dibandingkan dengan hari-hari biasa hanya berkisar Rp300 ribu," kata salah seorang penyewa kuda di Berastagi bermarga Sembiring, Selasa.
Ia menyebutkan, tingginya minat warga untuk naik kuda dan berkeliling di seputaran Kota Berastagi itu, karena pada Idul Fitri tahun ini masyarakat diberikan izin mengunjungi objek wisata dan tidak ada Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Sebab, pada tahun-tahun sebelumnya pemerintah masih memberlakukan PPKM, sehingga pada kegiatan Idul Fitri, masyarakat tidak begitu banyak yang tertarik mengunjungi objek wisata di Berastagi.
"Otomatis penghasilan penyewa kuda di Berastagi ini merosot tajam, karena warga hanya sedikit yang berminat naik kuda," ucapnya.
Sembiring menjelaskan, biaya warga yang ingin naik kuda ini masih relatif murah dan terjangkau masyarakat dan hanya Rp50.000/ waktu 10 menit (satu putaran di lokasi Pasar Buah Berastagi).
Warga yang berwisata naik kuda di Berastagi ini, tidak hanya dari kalangan anak-anak, remaja, dan bahkan juga dari orang dewasa.
"Warga yang berwisata naik kuda ini juga aman, karena dijaga dan dikawal sehingga tidak akan merugikan, misalnya kuda berlari dengan kecepatan tinggi, jatuh dari punggung kuda,dan sebagainya," katanya.
Sembiring mengatakan, jumlah kuda yang beroperasi khusus untuk wisata di Berastagi ini, diperkirakan ada lebih kurang 23 ekor.Kuda-kuda tersebut merupakan hewan peliharaan masyarakat yang berasal dari Aceh, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan dari daerah lainnya.
"Saya berharap agar warga Sumut yang melaksanakan wisata berkuda di Berastagi hingga H+9 Idul Fitri 1443 Hijriah semakin banyak, sehingga pendapatan dapat bertambah untuk membantu perekonomian, biaya keluarga dan anak-anak yang masih bersekolah," demikian Sembiring.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022
"Pada hari kedua Idul Fitri ini pendapatan agak lumayan banyak, dan bisa mencapai Rp600 ribu bila dibandingkan dengan hari-hari biasa hanya berkisar Rp300 ribu," kata salah seorang penyewa kuda di Berastagi bermarga Sembiring, Selasa.
Ia menyebutkan, tingginya minat warga untuk naik kuda dan berkeliling di seputaran Kota Berastagi itu, karena pada Idul Fitri tahun ini masyarakat diberikan izin mengunjungi objek wisata dan tidak ada Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Sebab, pada tahun-tahun sebelumnya pemerintah masih memberlakukan PPKM, sehingga pada kegiatan Idul Fitri, masyarakat tidak begitu banyak yang tertarik mengunjungi objek wisata di Berastagi.
"Otomatis penghasilan penyewa kuda di Berastagi ini merosot tajam, karena warga hanya sedikit yang berminat naik kuda," ucapnya.
Sembiring menjelaskan, biaya warga yang ingin naik kuda ini masih relatif murah dan terjangkau masyarakat dan hanya Rp50.000/ waktu 10 menit (satu putaran di lokasi Pasar Buah Berastagi).
Warga yang berwisata naik kuda di Berastagi ini, tidak hanya dari kalangan anak-anak, remaja, dan bahkan juga dari orang dewasa.
"Warga yang berwisata naik kuda ini juga aman, karena dijaga dan dikawal sehingga tidak akan merugikan, misalnya kuda berlari dengan kecepatan tinggi, jatuh dari punggung kuda,dan sebagainya," katanya.
Sembiring mengatakan, jumlah kuda yang beroperasi khusus untuk wisata di Berastagi ini, diperkirakan ada lebih kurang 23 ekor.Kuda-kuda tersebut merupakan hewan peliharaan masyarakat yang berasal dari Aceh, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan dari daerah lainnya.
"Saya berharap agar warga Sumut yang melaksanakan wisata berkuda di Berastagi hingga H+9 Idul Fitri 1443 Hijriah semakin banyak, sehingga pendapatan dapat bertambah untuk membantu perekonomian, biaya keluarga dan anak-anak yang masih bersekolah," demikian Sembiring.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022