Wali Kota Medan, Sumatera Utara, Bobby Nasution meminta terobosan sampah yang dapat ditukar menjadi rupiah agar segera disosialisasikan kepada masyarakat secara masif di daerah ini.
"Bahkan sampah seberat dua kilogram ditukar menjadi iftar disosialisasikan agar masyarakat mengetahui potensi dan peluang usaha dari sampah ini," ucap Bobby di Medan, Minggu.
Program sampah ini, lanjut dia, merupakan gagasan Kelurahan Sei Agul, Kecamatan Medan Barat bersama Komunitas Kepul (Kepedulian Lingkungan) yang berbasis aplikasi.
Momentum ini, papar dia, sekaligus menyosialisasikan kepada masyarakat bahwa bertransaksi tidak sekadar dengan cara tunai, tapi bisa lewat pembayaran "cashless" karena beragam jenisnya.
Selain itu, ia mengharapkan pelaku UMKM binaan Pemkot Medan bisa melihat potensi dan peluang usaha ini sehingga memberi kesempatan besar bagi peningkatan usahanya.
"Saya berharap ke depan pelaku UMKM di Medan bisa melihat potensi dan peluang usaha ini. Sampah yang selama ini dinilai tidak berharga, tapi sekarang membawa berkah," kata dia.
Baca juga: Bobby: Medan Bedug Festival cerminkan peradaban Islam di Kota Medan
Dia menyarankan agar kegiatan "Green Ramadhan Food Court" dapat berlangsung lebih lama sehingga masyarakat Kota Medan mengetahuinya.
"Saya berharap kegiatan ini tidak hanya seremonial, tapi seluruh jajaran Pemkot Medan khususnya Medan Barat bisa lebih masif menginformasikan kepada warga," kata Bobby.
Camat Medan Barat, Lilik, mengaku "Green Ramadhan Food Court" merupakan rangkaian terobosan yang dilakukan Kecamatan Medan Barat bersama Komunitas Kepul.
"Kegiatan pertama adalah membayar makanan dan minuman di kafe dengan sampah, lalu bersedekah menggunakan, sampah dan pembagian iftar dengan sampah," terang dia.
"Kita menyemarakkan 'Green Ramadhan Food Court' dengan memberitahu bahwa warga yang membawa sampah dua kilogram ditukar rupiah dapat digunakan membeli iftar di lokasi," jelas Lilik.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022
"Bahkan sampah seberat dua kilogram ditukar menjadi iftar disosialisasikan agar masyarakat mengetahui potensi dan peluang usaha dari sampah ini," ucap Bobby di Medan, Minggu.
Program sampah ini, lanjut dia, merupakan gagasan Kelurahan Sei Agul, Kecamatan Medan Barat bersama Komunitas Kepul (Kepedulian Lingkungan) yang berbasis aplikasi.
Momentum ini, papar dia, sekaligus menyosialisasikan kepada masyarakat bahwa bertransaksi tidak sekadar dengan cara tunai, tapi bisa lewat pembayaran "cashless" karena beragam jenisnya.
Selain itu, ia mengharapkan pelaku UMKM binaan Pemkot Medan bisa melihat potensi dan peluang usaha ini sehingga memberi kesempatan besar bagi peningkatan usahanya.
"Saya berharap ke depan pelaku UMKM di Medan bisa melihat potensi dan peluang usaha ini. Sampah yang selama ini dinilai tidak berharga, tapi sekarang membawa berkah," kata dia.
Baca juga: Bobby: Medan Bedug Festival cerminkan peradaban Islam di Kota Medan
Dia menyarankan agar kegiatan "Green Ramadhan Food Court" dapat berlangsung lebih lama sehingga masyarakat Kota Medan mengetahuinya.
"Saya berharap kegiatan ini tidak hanya seremonial, tapi seluruh jajaran Pemkot Medan khususnya Medan Barat bisa lebih masif menginformasikan kepada warga," kata Bobby.
Camat Medan Barat, Lilik, mengaku "Green Ramadhan Food Court" merupakan rangkaian terobosan yang dilakukan Kecamatan Medan Barat bersama Komunitas Kepul.
"Kegiatan pertama adalah membayar makanan dan minuman di kafe dengan sampah, lalu bersedekah menggunakan, sampah dan pembagian iftar dengan sampah," terang dia.
"Kita menyemarakkan 'Green Ramadhan Food Court' dengan memberitahu bahwa warga yang membawa sampah dua kilogram ditukar rupiah dapat digunakan membeli iftar di lokasi," jelas Lilik.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022