Kepala Subbagian Humas Polres Tapanuli Utara, Aiptu Walpon Baringbing mengatakan, hasil identifikasi pihaknya serta hasil pemeriksaan kesehatan klinik Polres menyatakan tidak ada tanda-tanda luka dan memar di tubuh tersangka Daniel Silitonga (33), warga Pangipaipaan, Desa Sipahutar I, Kecamatan Sipahutar, Kabupaten Tapanuli Utara yang meninggal dunia setelah diamankan petugas Satres narkoba Kepolisian Resor Tapanuli Utara, Rabu, (13/10). 

"Hasil pemeriksaan kesehatan klinik Polres, dan hasil identifikasi kita, tidak ada tanda-tanda luka dan memar di tubuh tersangka," ujar Aiptu Walpon dalam keterangan tertulisnya kepada ANTARA, Sabtu (16/10).

Disebutkan, berdasarkan informasi dari petugas jaga pada saat serah terima piket jaga dan pengecekan tahanan sekira pukul 08.00 WIB, Jumat (15/10), tersangka Daniel masih dalam keadaan sehat.

Baca juga: Warga Sipahutar Taput meninggal dunia setelah diciduk polisi sebagai kurir sabu

"Pada saat dilakukan penahanan, tersangka dalam keadaan sehat dan tidak ada mengeluh sakit," terangnya.

Kondisi tersangka yang dalam keadaan sehat bahkan disebut ikut berjemur sinar matahari di lapangan Mapolres Taput, siang hari itu.

"Tersangka mengeluh sakit lalu memanggil polisi yang jaga tahanan. Lalu petugas kita membawa tersangka ke RSU tarutung dan setelah tiba di rumah sakit, tsk meninggal dunia," jelas Walpon.

Hal ini juga telah ditegaskan Kapolres Taput AKBP Ronal Sipayung yang dihubungi via gawai semalam, Jumat (15/10), sekira pukul 21.15 WIB.

Dikatakan, tersangka Daniel telah menjadi target operasi berdasarkan informasi masyarakat.

"Jadi, dia (Daniel) memang kurir, bagian dari jaringan," jelasnya.

"Sebelum dia dibawa ke rumah sakit, sesuai keterangan teman satu selnya, dia kan muntah. Saat dia di rumah sakit, dokter juga sempat memberikan bantuan pernapasan," imbuh AKBP Ronal.

Untuk mengetahui penyebab pasti meninggalnya Daniel, kata AKBP Ronal, pihaknya akan menunggu hasil autopsi dilakukan di RS Bhayangkara, Medan.

Sebelumnya diberitakan, Berghen Silitonga (42), Abang dari mendiang Daniel kepada ANTARA, Jumat (15/10) mengatakan, adiknya diduga telah mengalami penganiayaan sebelum menghembuskan nafas terakhirnya.

"Secara kasat mata, nyaris sekujur tubuh adik saya mengalami luka lebam mulai dari bagian punggung, dada, telinga, hingga lutut kaki. Daniel telah mengalami kematian tidak wajar," sebut Berghen.

Disebutkan, awal penangkapan atas adiknya oleh sekitar 4 personil kepolisian yang disaksikannya, telah mengalami tindak kekerasan.

Mendiang adiknya yang sebelumnya menerima panggilan seluler berjalan ke luar dari dalam rumah dan disebut tetiba diterjang tendangan petugas hingga terjungkal di atas tanah dan langsung dilumpuhkan dengan 2 paket sabu hasil geledah polisi hingga digiring ke Mapolres Taput, sekira pukul 14.00-15.00 WIB, Rabu (13/10).

"Kami tidak terima dengan kondisi adik saya yang meninggal dunia karena saat dibawa dari rumah pun, Daniel dalam kondisi sehat. Dia tidak pernah mengalami riwayat sesak napas dan sebagainya," terangnya.

Saat adiknya telah berada di Mapolres Taput, kata Berghen, keluarga langsung berupaya menjenguk Daniel pada esok harinya, Kamis (14/10), namun tidak diperbolehkan petugas.

Sehingga, pihak keluarga berinisiatif untuk menjenguk Daniel pada Kamis (15/10), pagi harinya, namun diminta petugas untuk berkunjung kembali sekitar pukul 11.00 WIB, karena alasan belum adanya konfirmasi bertamu.

"Namun, tadi sekitar pukul 11.30 WIB, seorang petugas RSUD Tarutung menelpon dan mengatakan jika adik saya telah meninggal dunia," jelasnya.

Menurut Barghen, saat keluarga tiba di rumah sakit, mereka melihat kondisi Daniel yang telah meninggal dunia dengan luka lebam-lebam di tubuhnya mendorong inisiatif agar kondisi mayat segera diautopsi hingga keluarga harus terima saat mendiang direkomendasikan untuk diautopsi di RS Bhayangkara Medan.

"Menurut pihak rumah sakit, kondisi adik saya telah meninggal sebelum dibawa ke RSUD Tarutung," tukasnya.

Pewarta: Rinto Aritonang

Editor : Akung


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021