Nilai impor Provinsi Sumatera Utara hingga Juli 2021 naik 27,16 persen dibandingkan periode sama 2020 dengan terbesar berupa bahan baku penolong.
Koordinator Fungsi Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Dinar Butar-Butar, di Medan, Kamis (2/9), menyebutkan, nilai impor Sumut pada Januari-Juli 2021 mencapai 2,902 miliar dolar AS.
Nilai impor Sumut yang sebesar 2,902 miliar dolar AS itu naik 27,16 persen dibandingkan periode sama 2020 yang masih 2,282 miliar dolar AS.
"Syukur, nilai impor yang naik itu masih didominasi hasil bahan baku penolong," ujar Dinar.
Baca juga: Nilai ekspor sektor industri Sumut Januari-Juli 2021 naik 49,31 persen
Dari total nilai impor Sumut yang 2,902 miliar dolar AS tersebut, sebesar 2,373 miliar dolar AS berupa bahan baku penolong.
Kemudian disusul berupa barang konsumsi senilai 285,531 juta dolar AS dan barang modal 243,414 juta dolar AS.
Beberapa bahan baku penolong yang terbesar diimpor Sumut berupa bahan bakar mineral, kemudian ampas/sisa industri makanan dan mesin-mesin/pesawat mekanik.
"Kenaikan nilai impor bahan baku penolong itu mengindikasikan sektor industri semakin bergerak, meski masih ada pandemi COVID-19," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021
Koordinator Fungsi Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Dinar Butar-Butar, di Medan, Kamis (2/9), menyebutkan, nilai impor Sumut pada Januari-Juli 2021 mencapai 2,902 miliar dolar AS.
Nilai impor Sumut yang sebesar 2,902 miliar dolar AS itu naik 27,16 persen dibandingkan periode sama 2020 yang masih 2,282 miliar dolar AS.
"Syukur, nilai impor yang naik itu masih didominasi hasil bahan baku penolong," ujar Dinar.
Baca juga: Nilai ekspor sektor industri Sumut Januari-Juli 2021 naik 49,31 persen
Dari total nilai impor Sumut yang 2,902 miliar dolar AS tersebut, sebesar 2,373 miliar dolar AS berupa bahan baku penolong.
Kemudian disusul berupa barang konsumsi senilai 285,531 juta dolar AS dan barang modal 243,414 juta dolar AS.
Beberapa bahan baku penolong yang terbesar diimpor Sumut berupa bahan bakar mineral, kemudian ampas/sisa industri makanan dan mesin-mesin/pesawat mekanik.
"Kenaikan nilai impor bahan baku penolong itu mengindikasikan sektor industri semakin bergerak, meski masih ada pandemi COVID-19," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021