Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) memprediksi produksi crude palm oil (CPO) Indonesia tahun 2021 naik sedikit dibandingkan 2020 atau berkisar 48 juta-48,5 juta ton.
"Kalau tahun 2020, produksi CPO diperkirakan sekitar 47 juta ton, maka tahun 2021 diperkirakan naik sedikit menjadi 48 juta-48,5 juta ton," ujar Ketua Umum DMSI, Derom Bangun, Rabu.
Dia mengatakan itu dalam acara Peringatan Hari Sawit Nasional dengan tema Sawit Indonesia Untuk Kejayaan Bangsa yang diikuti pelaku persawitan.
Baca juga: Bulog Sumut pastikan ketersediaan daging sapi beku saat Natal
Hingga September, produksi CPO Indonesia sudqh 34,41 juta ton.
"Kenaikan produksi CPO tidak mengkhawatirkan, walau nantinya ekspor tertekan.Penyerapan CPO dalam negeri diprediksi meningkat," katanya.
Namun. ia memperkirakan permintaan dari luar negeri masih tetap meningkat karena produksi. minyak nabati lainnya juga bertumbuh tidak banyak.
Kebutuhan dalam negeri yang meningkat terutama untuk penyerapan B-30 yang direncanakan pada Juli 2021 ditingkatkan menjadi B-40.
"Yang pasti, Indonesia harus tetap berpromosi karena kampanye negatif sawit masih terus terjadi," katanya.
Seperti di India yang merupakan importir sawit terbesar, saat ini, konsumsi minyak sawitnya menurun sampai 56 persen.
Penurunan bukan hanya karena ada pandemi COVID-19, tetapi dampak kampanye negatif yang membuat sebagian besar rumah tangga beralih ke. minyak goreng non sawit.
Ada pun harga jual CPO di 2021 diprediksi masih akan bertahan tinggi.
Meski bisa di bawah harga 800 dolar AS pe metrik ton seperti di tahun 2020.
Harga ekspor yang tinggi karena tingginya permintaan dampak produksi minyak nabati lainnya berkurang
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020
"Kalau tahun 2020, produksi CPO diperkirakan sekitar 47 juta ton, maka tahun 2021 diperkirakan naik sedikit menjadi 48 juta-48,5 juta ton," ujar Ketua Umum DMSI, Derom Bangun, Rabu.
Dia mengatakan itu dalam acara Peringatan Hari Sawit Nasional dengan tema Sawit Indonesia Untuk Kejayaan Bangsa yang diikuti pelaku persawitan.
Baca juga: Bulog Sumut pastikan ketersediaan daging sapi beku saat Natal
Hingga September, produksi CPO Indonesia sudqh 34,41 juta ton.
"Kenaikan produksi CPO tidak mengkhawatirkan, walau nantinya ekspor tertekan.Penyerapan CPO dalam negeri diprediksi meningkat," katanya.
Namun. ia memperkirakan permintaan dari luar negeri masih tetap meningkat karena produksi. minyak nabati lainnya juga bertumbuh tidak banyak.
Kebutuhan dalam negeri yang meningkat terutama untuk penyerapan B-30 yang direncanakan pada Juli 2021 ditingkatkan menjadi B-40.
"Yang pasti, Indonesia harus tetap berpromosi karena kampanye negatif sawit masih terus terjadi," katanya.
Seperti di India yang merupakan importir sawit terbesar, saat ini, konsumsi minyak sawitnya menurun sampai 56 persen.
Penurunan bukan hanya karena ada pandemi COVID-19, tetapi dampak kampanye negatif yang membuat sebagian besar rumah tangga beralih ke. minyak goreng non sawit.
Ada pun harga jual CPO di 2021 diprediksi masih akan bertahan tinggi.
Meski bisa di bawah harga 800 dolar AS pe metrik ton seperti di tahun 2020.
Harga ekspor yang tinggi karena tingginya permintaan dampak produksi minyak nabati lainnya berkurang
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020