Anggota DPRD, Teddy Erwin menyatakan malu terhadap predikat Kota Tanjungbalai yang dikenal orang luar daerah karena narkoba, sehingga pemerintah daerah dan aparat terkait diminta serius memerangi peredaran barang haram itu.

"Sering kita merasa malu dengan pertanyaan dan penilaian orang luar yang mengenal Tanjungbalai sebagai kota narkoba," ujar Teddy Erwin kepada ANTARA, Kamis (22/10).

Ia melanjutkan, pertanyaan penilaian itu muncul ketika mereka anggota DPRD melakukan kunjungan luar kota maupun provinsi untuk suatu keperluan dinas.

"Saat bertemu dan berbincang dengan orang di daerah yang dikunjungi pasti ada pertanyaan misalnya, "dari daerah mana pak". Ketika dijawab dan menyebutkan dari Kota Tanjungbalai, tanggapan miring dari lawan bicara spontan terlontar dengan ucapan "oh, Tanjungbalai Kota Narkoba ya," sebut Teddy politikus Partai Kebangkitan Bangsa/PKB itu.

Baca juga: Penyidik diminta periksa sejumlah nama terkait kasus JSP gembong narkoba Tanjungbalai

Ia juga sangat menyesalkan dimana baru-baru ini ada kasus narkoba jenis sabu-sabu dan pil ekstasi melibatkan warga Tanjungbalai yang dikenal dekat dengan pejabat pemerintah dan orang partai politik.

Tak tangung-tanggung, kata Teddy, sabu tersebut dalam puluhan kilogram dan ekstasinya ribuan butir. Ini menambah sederet penilaian buruk bahwa Kota Tanjungbalai benar-benar "surganya" para mafia narkoba, sedangkan aparat terkait terkesan tutup mata.

"Sebagai anggota dewan dan atas nama masyarakat, sekali lagi saya tegaskan bahwa kita malu Tanjungbalai hanya dikenal dari sisisi negatif, yaitu kota narkoba," katanya.

Menurut Teddy, siapapun wali kota terpilih nantinya dalam Pilkada 2020, harus bisa menghapus pandangan negatif terhadap Tanjungbalai kota narkoba. Pemimpin kedepan harus punya inovasi dan terobosan merubah imeg negatif tentang Tanjungbalai.

Misalnya membuat sesuatu yang positif seperti pusat jajaran, objek wisata, hal-hal yang bersifat keagaaman maupun tradisi daerah yang bisa membuat orang datang berkunjung, atau minimal tidak menilai negatif terhadap Tanjungbalai.

"Contoh dekatnya Langkat, orang mengenal kabupaten itu dari sisi relegius dengan keberadaan Tuan Guru Babussalam. Contoh lain adalah  Penang di Malaysia, yang terbayang dibenak kita jika mendengar orang pergi ke Penang adalah berobat," ujarnya.

Dia menambahkan, terhadap penanganan masalah narkoba aparat terkait mesti kerja keras dan serius dalam pemberantasan baik yang masuk maupun hanya transit di Tanjungbalai.

"Heran kita, Polres ada, BNN juga ada, tapi dimana peran kedua institusi negara itu memberantas dan mencegah peredaran narkoba. Kan malu, masa Polda Sumatera Utara dan Polrestabes Medan yang berhasil menangkap para gembong narkoba warga Tanjungbalai," ujarnya.

Pewarta: Yan Aswika

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020