Melalui program pemberdayaan masyarakat (Community Depelovment) perusahaan panas bumi PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP) melakukan panen cabai merah bersama kelompok tani Serumpun di Desa Huta Lombang Kecamatan Puncak Sorik Marapi, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Selasa (29/9).
Ketua kelompok tani Serumpun M. Sukri Nasution kepada wartawan, Kamis (1/10) mengatakan kelompok tani yang memiliki anggota 11 orang ini memiliki lahan seluas lahan satu hektar.
Kelompok tani ini merupakan binaan PT SMGP. Mereka diberi bantuan oleh perusahaan mulai dari bibit, obat obatan, mulsa dan sosialisasi tata cara tanaman cabai.
Baca juga: Kebun Bawang Daun binaan PT SMGP di Desa Hutajulu
"Kita memulai tanam cabai pada bulan Mei tahun 2020, sampai saat sudah 12 kali panen. Dimana panen puncak pada kisaran minggu ke 7 mencapai 1,8 ton. Namun pemasaran cukup susah hanya sampai di pengepul pasar tradisional itupun harga Rp 10 ribu perkilogram. Pada periode berikutnya kelompok akan beralih ke tanaman Tomat," katanya.
Anwar Nasution anggota salah satu anggota kelompok menyampaikan, dalam penanamannya setiap anggota kelompok memiliki tanggung jawab 1 gulung mulsa ukuran 1,2 m x 250 m.
"Artinya dengan pola ini, seluruh anggota bergiat sehingga hasil panen memadai. Dengan umur 120 hari kita sudah bisa panen, kami sangat bersyukur dan terbantu dengan bantuan tersebut.
Kendala utama harga jual yang rendah, karenanya kami berharap peran pemerintah dalam membantu harga jual yg lebih baik," harapnya.
Sementara itu, External Affairs PT SMGP Krishna Handoyo didampingi Koordinator Community Development Muhammad Al - Khotib Nasution mengatakan, kegiatan ini merupakan program pemberdayaan masyarakat sekitar lokasi perusahaan salah satunya memberikan bantuan kepada kelompok tani.
"Melalui program pemberdayaan masyarakat inilah kita harapkan bisa membantu perekonomian masyarakat, apalagi saat pandemi covid-19 saat ini kehidupan ekonomi masyarakat sangat terdampak sehingga kegiatan ini terus berlanjut, jangan sampai disini di tanaman cabai saja," harap Khotib Nasution.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020
Ketua kelompok tani Serumpun M. Sukri Nasution kepada wartawan, Kamis (1/10) mengatakan kelompok tani yang memiliki anggota 11 orang ini memiliki lahan seluas lahan satu hektar.
Kelompok tani ini merupakan binaan PT SMGP. Mereka diberi bantuan oleh perusahaan mulai dari bibit, obat obatan, mulsa dan sosialisasi tata cara tanaman cabai.
Baca juga: Kebun Bawang Daun binaan PT SMGP di Desa Hutajulu
"Kita memulai tanam cabai pada bulan Mei tahun 2020, sampai saat sudah 12 kali panen. Dimana panen puncak pada kisaran minggu ke 7 mencapai 1,8 ton. Namun pemasaran cukup susah hanya sampai di pengepul pasar tradisional itupun harga Rp 10 ribu perkilogram. Pada periode berikutnya kelompok akan beralih ke tanaman Tomat," katanya.
Anwar Nasution anggota salah satu anggota kelompok menyampaikan, dalam penanamannya setiap anggota kelompok memiliki tanggung jawab 1 gulung mulsa ukuran 1,2 m x 250 m.
"Artinya dengan pola ini, seluruh anggota bergiat sehingga hasil panen memadai. Dengan umur 120 hari kita sudah bisa panen, kami sangat bersyukur dan terbantu dengan bantuan tersebut.
Kendala utama harga jual yang rendah, karenanya kami berharap peran pemerintah dalam membantu harga jual yg lebih baik," harapnya.
Sementara itu, External Affairs PT SMGP Krishna Handoyo didampingi Koordinator Community Development Muhammad Al - Khotib Nasution mengatakan, kegiatan ini merupakan program pemberdayaan masyarakat sekitar lokasi perusahaan salah satunya memberikan bantuan kepada kelompok tani.
"Melalui program pemberdayaan masyarakat inilah kita harapkan bisa membantu perekonomian masyarakat, apalagi saat pandemi covid-19 saat ini kehidupan ekonomi masyarakat sangat terdampak sehingga kegiatan ini terus berlanjut, jangan sampai disini di tanaman cabai saja," harap Khotib Nasution.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020