Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat besaran deflasi Sumatera Utara (Sumut) pada Juli 2020 tercatat sebesar 0,25 persen dan lebih tinggi dari angka nasional yang sebesar 0,10.
Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Provinsi Sumut, Dinar Butar-Butar di Medan, Senin (3/8), mengatakan deflasi pada Juli dipengaruhi penurunan harga di kelompok pengeluaran.
Pada kelompok pengeluaran terdapat tiga kelompok yang mengalami deflasi, yakni kelompok makanan, minuman dan tembakau yang mengalami deflasi sebesar 1,0 persen.
Baca juga: BI: Perlu antisipasi lonjakan inflasi di Sumut
Kemudian, kelompok transportasi yang tercatat deflasi sebesar 1,36 persen dan kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,04 persen.
Berdasarkan komoditas, tambah dia, deflasi di Sumut pada Juli dipicu penurunan harga bawang merah, tarif angkutan udara, harga daging ayam ras, bawang putih, dan udang.
BPS juga mencatat kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi sehingga menekan deflasi antara lain kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga.
Baca juga: BI prediksi perekonomian Sumut pulih pada triwulan III 2020
"Kelompok lainnya yang mengalami inflasi yakni kesehatan, rekreasi, olah raga dan budaya, penyediaan makanan dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya," ujar Dinar.
Sedangkan, komoditas penyumbang inflasi pada Juli, antara lain cabai merah, emas perhiasan, telur ayam ras, tomat dan ikan dencis.
"Sumut deflasi karena juga didorong terjadinya deflasi di lima kota yang dijadikan IHK (Indeks Harga Konsumen)," katanya.
Deflasi di lima kota IHK terjadi di Pematang Siantar sebesar 0,76 persen, Sibolga 0,31 persen, Padang Sidimpuan 0,25 persen, Medan 0,21 persen dan Gunungsitoli serta Nias masing-masing 0,01 persen.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020