Nilai ekspor lemak dan minyak hewan/nabati yang di dalamnya ada crude palm oil (CPO/minyak sawit mentah) Sumut hingga Mei 2020 masih melemah atau turun menjadi 1,106 miliar dolar AS.

"Pada periode sama 2019, nilai ekspor golongan barang itu sudah sebesar 1,122 miliar dolar AS," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Syech Suhaimi di Medan, Jumat.

Penurunan nilai ekspor didorong turunnya volume dan harga ekspor golongan barang tersebut dampak pandemi COVID-19.

Baca juga: Nilai ekspor minyak nabati Sumut turun 17,66 persen

Pada Mei 2020, misalnya, nilai ekspor lemak dan minyak hewan/nabati tinggal 177,321 juta dolar AS dari posisi April yang sudah sebesar 214,476 juta dolar AS.

Meski turun, tetapi kontribusi golongan barang itu masih tetap terbesar atau 36,50 persen dari total nilai ekspor Sumut hingga Mei 2020 yang senilai 3,032 miliar dolar AS.

Ketua Umum Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI), Derom Bangun menyebutkan, ekspor CPO memang terganggu sejak pandemi COVID-19.

Ekspor terganggu karena sejumlah negara tujuan ekspor menutup sementara aktivitas pelabuhannya. "Harga jual CPO juga berfluktuasi dampak banyak hal termasuk pandemi COVID-19, " katanya.

Syukurnya, kata Derom, industri minyak sawit masih bisa beroperasi karena kapasitas tangki timbunnya masih belum penuh.

Para perusahaan industri hingga Juli masih melakukan pembelian dan pengolahan TBS dan CPO.

Pembelian semakin tetap berjalan karena ekspor CPO dan produk turunannya semakin banyak.

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor : Akung


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020