Medan (ANTARA) - Nilai ekspor lemak dan minyak hewan/nabati yang di dalamnya ada crude palm oil (CPO/minyak sawit mentah) Sumut hingga Juli 2020 sudah naik 2,47 persen dibandingkan periode sama 2019.
"Setelah beberapa bulan sebelumnya nilai ekspor golongan barang itu masih melemah, maka di Juli sudah bergerak naik 2,47 persen menjadi 1,622 miliar dolar AS," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Syech Suhaimi di Medan, Senin.
Pada periode sama 2019, nilai ekspor golongan barang itu masih sebesar 1,583 miliar dolar AS.
Kenaikan nilai ekspor sudah terjadi sejak Juni dan terus naik tiap bulannya.
Baca juga: Neraca perdagangan Sumut dengan RRT defisit 145,405 juta dolar AS
Pada Juli, nilai ekspor lemak dan minyak hewan/nabati sudah 271,682 juta dolar AS dari Juni yang masih 242,996 juta dolar AS dan pada Mei 177,321 juta dolar AS
"Nilai ekspor didorong kenaikan volume dan harga ekspor golongan barang tersebut dampak berbagai faktor," katanya.
Ketua Umum Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI), Derom Bangun menyebutkan, harga CPO memang tren naik akibat beberapa faktor.
Salah satu faktor kenaikan harga CPO karena ada gangguan produksi minyak kedelai dan era normal baru.
"Setelah sempat terganggu akibat pandemi COVID-19, maka sejak Juli permintaan dan harga CPO naik," katanya.
Meski masih agak ragu akibat akan ada panen raya tandan buah sawit (TBS), harga CPO, ujar Derom diperkirakan tetap membaik hingga akhir tahun 2020.
Derom menyebutkan, mendekati akhir tahun, biasanya permintaan banyak untuk stok awal tahun baru dan itu akan mendorong kenaikan harga jual.