DPRD Tebing Tinggi menggelar rapat dengar pendapat dengan manajemen RS Kumpulan Pane yang dihadiri Kadiskes dr. Nanang Fitra Aulia, Direktur RSKP dr. Yohnly Boelian, Kamis (14/5), yang dipimpin Wakil Ketua DPRD HM.Azwar dan Ardian Saragih.
RDP ini digelar sehubungan adanya laporan para tenaga kesehatan (Nakes) yang bertugas di RSKP merasa kecewa terhadap manajemen yang terkesan sama sekali tidak memberikan perlindungan kepada nakes dalam menjalankan tugasnya.
Kasus ini bermula dari diancamnya seorang tenaga kesehatan di unit IGD saat melayani seorang pasien.
Baca juga: Wali kota serahkan zakat ke Baznas Tebing Tinggi
Baca juga: Kapolres: Pospam untuk mengimbau warga tidak mudik
Petugas kesehatan itu mendapat ancaman dengan senjata tajam oleh keluarga pasien dan akhirnya kasus itu diselesaikan melalui kantor polisi atas pengaduan nakes yang ujung-ujungnya didamaikan melalui manajemen.
Para tenaga kesehatan melakukan protes kepada manajemen RSKP, saat kejadian tidak mau tahu sama sekali, namun saat persoalan ditangani Polres, baru manajemen ikut serta.
Untuk itulah Komisi I, II dan III minta klarifiksi kepada manajemen RSKP mengapa kejadian itu terjadi.
Anggota DPRD Joner Sitinjak menilai saat ini tidak ada lagi kerjasama yang baik antara pimpinan dengan bawahan
Direktur RSKP Yohnly Boelian mengakui apa yang terjadi akhir-akhir ini antara manajemen dengan para nakes merupakan tanggungjawabnya dengan alasan tidak berjalannya struktural di rumah sakit yang dipimpinnya.
Jawaban ini mengundang emosi Joner Sitinjak, dengan nada meninggi mengatakan kepada direktur "jangan ada alasan struktural tidak berjalan, kalau sudah mengakui kesalahan dan bertanggung jawab, selesai dan ke depan diperbaiki".
Sementara Kadiskes dr. Nanang Fitra Aulia mengatakan kejadian itu baru ia ketahui setelah disampaikan Sekdako beberapa hari kemudian.
"Saya pun kurang paham kejadiannya, meskipun kami merupakan induk dari UPTD RSKP. Kami menyampaikan terima kasih atas segala saran, kritik dan masukan yang disampaikan anggota DPRD, dan ini menjadi sebuah pengalaman terpahit, dan manajemen RSKP harus mau berbenah diri," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020
RDP ini digelar sehubungan adanya laporan para tenaga kesehatan (Nakes) yang bertugas di RSKP merasa kecewa terhadap manajemen yang terkesan sama sekali tidak memberikan perlindungan kepada nakes dalam menjalankan tugasnya.
Kasus ini bermula dari diancamnya seorang tenaga kesehatan di unit IGD saat melayani seorang pasien.
Baca juga: Wali kota serahkan zakat ke Baznas Tebing Tinggi
Baca juga: Kapolres: Pospam untuk mengimbau warga tidak mudik
Petugas kesehatan itu mendapat ancaman dengan senjata tajam oleh keluarga pasien dan akhirnya kasus itu diselesaikan melalui kantor polisi atas pengaduan nakes yang ujung-ujungnya didamaikan melalui manajemen.
Para tenaga kesehatan melakukan protes kepada manajemen RSKP, saat kejadian tidak mau tahu sama sekali, namun saat persoalan ditangani Polres, baru manajemen ikut serta.
Untuk itulah Komisi I, II dan III minta klarifiksi kepada manajemen RSKP mengapa kejadian itu terjadi.
Anggota DPRD Joner Sitinjak menilai saat ini tidak ada lagi kerjasama yang baik antara pimpinan dengan bawahan
Direktur RSKP Yohnly Boelian mengakui apa yang terjadi akhir-akhir ini antara manajemen dengan para nakes merupakan tanggungjawabnya dengan alasan tidak berjalannya struktural di rumah sakit yang dipimpinnya.
Jawaban ini mengundang emosi Joner Sitinjak, dengan nada meninggi mengatakan kepada direktur "jangan ada alasan struktural tidak berjalan, kalau sudah mengakui kesalahan dan bertanggung jawab, selesai dan ke depan diperbaiki".
Sementara Kadiskes dr. Nanang Fitra Aulia mengatakan kejadian itu baru ia ketahui setelah disampaikan Sekdako beberapa hari kemudian.
"Saya pun kurang paham kejadiannya, meskipun kami merupakan induk dari UPTD RSKP. Kami menyampaikan terima kasih atas segala saran, kritik dan masukan yang disampaikan anggota DPRD, dan ini menjadi sebuah pengalaman terpahit, dan manajemen RSKP harus mau berbenah diri," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020