Batik bukan lagi sekedar ornamen busana daerah, tetapi menjadi industri yang sangat penting bersamaan dengan industri mode lainnya.
Sayangnya, Mandailing Natal dengan kekayaan budaya yang dimilikinya, belum memiliki ragam corak batik yang sungguh-sungguh khas daerah ini.
Sekalipun selama ini kita mengklaim adanya corak Batik Mandailing, tetapi masih pada corak dan desain yang amat terbatas pilihannya.
Baca juga: BPS: Sebutan Batak Mandailing sudah diganti dengan Mandailing
"Corak yang ada hanya sebatas corak yang mengacu kepada ulos dan busana pengantin adat Mandailing saja. Misalnya corak ampu, bulang dan lain-lain," sebut budayawan Mandailing Natal, Askolani kepada ANTARA, Senin (02/03).
Askolani menilai corak-corak batik Mandailing yang ada sekarang itu masih sederhana dan sepatutnya bisa dikembangkan lagi dengan desain yang lebih menarik. Baik melalui motif, maupun pilihan warna dan proporsi lain.
Selain itu, begitu banyak khazanah ornamen daerah yang sepatutnya menjadi ide desain batik Mandailing yang tak habis-habis.
Baca juga: Warga Mandailing Sumatera Utara terima kasih kepada BPS Pusat
"Ada ribuan pola dan motif yang bisa kita kembangkan berdasarkan kekhasan budaya Mandailing. Bukan hanya terbatas pada pola ulos dan busana pengantin saja," ujarnya.
Sebutlah pola “Bolang”, relief situs-situs arkeologi, dan lain-lain.
Situs Padang Mardia, Huta Siantar, Panyabungan, misalnya. Situs ini memiliki jejak masa Hindu-Budha, Islam, bahkan Megalitikum. Berbagai pahatan dan relief yang ada di situs ini merupakan sumber desain yang menarik.
Baca juga: KRI tanam perdana kopi Mandailing di Ulupungkut
Salah satu misalnya, pola bunga Padma (Teratai Merah) yang terdapat pada sebuah artefak di sana.
Pola itu juga ditemukan diberbagai candi Budha di Nusantara, baik di Jawa, maupun di Bali. Pola Padwa dengan desain yang lebih lentur, lalu dipadukan dengan motif “bolang” pada beberapa Bagas Godang di Mandailing, dapat menjadi salah satu pola Batik Mandailing.
Banyaknya khazanah ornamen daerah tersebut dinilai bisa menjadi ide desain untuk pengembangan Batik Mandailing dan bukan sebatas pewarisan nilai budaya saja.
Lebih dari itu, sepatutnya dapat menjadi peluang usaha bagi pengembang Batik daerah, baik skala UKM maupun skala besar.
"Dengan jumlah penduduk Mandailing yang amat besar, termasuk mereka yang di rantau, usaha pengembangan Batik Mandailing diyakini dapat menjadi peluang sumber-sumber ekonomi baru yang berdampak bagi banyak orang," katanya.
Amat disayangkan kalau semua kekayaan pola dan motif daerah yang kita miliki tidak tergali sebagaimana mestinya.
Selain harapan untuk menjadi kebanggaan daerah, juga sebagai upaya kita untuk mewariskan dan menularkan khazanah budaya yang kita miliki kepada generasi sekarang dan generasi pengganti kita.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020
Sayangnya, Mandailing Natal dengan kekayaan budaya yang dimilikinya, belum memiliki ragam corak batik yang sungguh-sungguh khas daerah ini.
Sekalipun selama ini kita mengklaim adanya corak Batik Mandailing, tetapi masih pada corak dan desain yang amat terbatas pilihannya.
Baca juga: BPS: Sebutan Batak Mandailing sudah diganti dengan Mandailing
"Corak yang ada hanya sebatas corak yang mengacu kepada ulos dan busana pengantin adat Mandailing saja. Misalnya corak ampu, bulang dan lain-lain," sebut budayawan Mandailing Natal, Askolani kepada ANTARA, Senin (02/03).
Askolani menilai corak-corak batik Mandailing yang ada sekarang itu masih sederhana dan sepatutnya bisa dikembangkan lagi dengan desain yang lebih menarik. Baik melalui motif, maupun pilihan warna dan proporsi lain.
Selain itu, begitu banyak khazanah ornamen daerah yang sepatutnya menjadi ide desain batik Mandailing yang tak habis-habis.
Baca juga: Warga Mandailing Sumatera Utara terima kasih kepada BPS Pusat
"Ada ribuan pola dan motif yang bisa kita kembangkan berdasarkan kekhasan budaya Mandailing. Bukan hanya terbatas pada pola ulos dan busana pengantin saja," ujarnya.
Sebutlah pola “Bolang”, relief situs-situs arkeologi, dan lain-lain.
Situs Padang Mardia, Huta Siantar, Panyabungan, misalnya. Situs ini memiliki jejak masa Hindu-Budha, Islam, bahkan Megalitikum. Berbagai pahatan dan relief yang ada di situs ini merupakan sumber desain yang menarik.
Baca juga: KRI tanam perdana kopi Mandailing di Ulupungkut
Salah satu misalnya, pola bunga Padma (Teratai Merah) yang terdapat pada sebuah artefak di sana.
Pola itu juga ditemukan diberbagai candi Budha di Nusantara, baik di Jawa, maupun di Bali. Pola Padwa dengan desain yang lebih lentur, lalu dipadukan dengan motif “bolang” pada beberapa Bagas Godang di Mandailing, dapat menjadi salah satu pola Batik Mandailing.
Banyaknya khazanah ornamen daerah tersebut dinilai bisa menjadi ide desain untuk pengembangan Batik Mandailing dan bukan sebatas pewarisan nilai budaya saja.
Lebih dari itu, sepatutnya dapat menjadi peluang usaha bagi pengembang Batik daerah, baik skala UKM maupun skala besar.
"Dengan jumlah penduduk Mandailing yang amat besar, termasuk mereka yang di rantau, usaha pengembangan Batik Mandailing diyakini dapat menjadi peluang sumber-sumber ekonomi baru yang berdampak bagi banyak orang," katanya.
Amat disayangkan kalau semua kekayaan pola dan motif daerah yang kita miliki tidak tergali sebagaimana mestinya.
Selain harapan untuk menjadi kebanggaan daerah, juga sebagai upaya kita untuk mewariskan dan menularkan khazanah budaya yang kita miliki kepada generasi sekarang dan generasi pengganti kita.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020