PT Angkasa Pura II (Persero) mengharapkan calon mitra strategis segera mengajukan proposal resmi bagi pengembangan dan pengelolaan Bandara Internasional Kualanamu di Sumut sebelum akhir Juni 2020.

"Sebanyak 39 perusahaan sudah mengirimkan letter of interest (LoI) terkait dengan ketertarikan mereka untuk menjadi mitra strategis, dan pada hari ini (10/2/2020) kami merilis amandemen dokumen permintaan proposal (request for proposal/RfP) agar mereka segera mengajukan proposal penawaran resmi," ujar Dirut Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin di Jakarta, Senin.

Ia mengemukakan perusahaan yang sudah mengirimkan LoI tersebut antara lain berasal dari kawasan Asia Timur, Asia Barat, ASEAN, hingga Eropa.

Baca juga: Bandara Kualanamu tutup penerbangan dari dan menuju China (video)

Ia menambahkan perseroan menargetkan penyampaian dokumen penawaran dari calon mitra strategis untuk pengembangan dan pengelolaan Bandara Internasional Kualanamu pada akhir Juni 2020.

"Kemudian, kami targetkan rangkaian seleksi untuk mendapat mitra strategis berkelas dunia ini tuntas pada kuartal IV 2020," paparnya.

Nantinya, Awaluddin menyampaikan Angkasa Pura II dan mitra strategis akan menjadi pemegang saham di PT Angkasa Pura Aviasi, yang akan mengelola Bandara Internasional Kualanamu dengan masa konsesi 25 tahun.

Baca juga: Bandara Kualanamu hentikan seluruh penerbangan asal China mulai 5 Februari

Ia menambahkan komposisi kepemilikan saham di PT Angkasa Pura Aviasi adalah Angkasa Pura II minimum 51 persen, dan mitra strategis maksimum 49 persen.

"Angkasa Pura II menjadi pemegang saham mayoritas di Angkasa Pura Aviasi sehingga memegang kendali terkait dengan berbagai rencana pengembangan dan pengelolaan Bandara Kualanamu. Kami memastikan Bandara Kualanamu akan berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi dan pariwisata di Indonesia," ujarnya.

Setelah masa konsesi selesai, lanjut dia, maka hak pengelolaan beserta aset yang ada akan sepenuhnya dikembalikan ke Angkasa Pura II.

Awaluddin juga mengatakan skema mitra strategis dalam pengembangan dan pengelolaan Kualanamu ini akan mendatangkan berbagai keuntungan bagi Angkasa Pura II dan Indonesia.

"Keuntungan dari strategic partnership ini adalah adanya foreign direct investment (FDI) ke Indonesia yang terdiri dari capex commitment  dan upfront payment, pengembangan aset di Kualanamu, serta pengembangan 3E yaitu expansion the traffic, expertise sharing, dan equity partnership dengan tujuan menjadikan Bandara Kualanamu sebagai internasional airport hub di kawasan barat Indonesia," paparnya.

Selain itu, lanjut dia, pembangunan Bandara Kualanamu bisa dipercepat dengan adanya alternatif pembiayaan dari mitra strategis, ditambah nanti aset yang sudah dibangun akan kembali ke Angkasa Pura II.

Kapasitas terminal penumpang Bandara Kualanamu akan ditingkatkan secara bertahap hingga mencapai kapasitas 40 juta penumpang per tahun. Saat ini, jumlah penumpang Bandara Kualanamu berkisar 8-11 juta penumpang per tahun.

Pewarta: Zubi Mahrofi

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020