Buku kisah Sutan Pangurabaan Pane salah seorang pendiri Muhammadiyah Sipirok juga ayah kandung Prof Lafran Pane pendiri Himpunan Mahasiwa Islam atau HMI diseminarkan.
Seminar uji petik buku tentang tokoh pergerakan nasional yang berjuang lewat tulisan ini digelar di aula Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan (UMTS) di Padangsidimpuan, Kamis (5/12).
Seminar yang megangkat tema" Menggali Nilai-nilai Sejarah untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Masyarakat di Tapanuli bagian Selatan" ini menghadirkan pembicara H.Budi P.Hatess, M.M., selaku penulis buku yang rencananya akan launching pada Januari 2020.
Pembicara yang lain yakni Erwin Siregar, M.Pd Kepala Prodi Sejarah IPTS (Institut Perguruan Tapanuli Selatan), Effan Z Harahap Dosen Fisip UMTS dengan moderator Khatib Lubis, M.Pd juga dosen UMTS.
Rektor UMTS Dr.Muhsanah Pasaribu dihadapan sejumlah civitas akademika UMTS dan mahasiswa jurusan sejarah IPTS, saat membuka seminar ini menyatakan sangat mengapresiasi langkah Budi Hatess menulis buku kisah Pangurabaan Pane.
"Semoga kelak buku tersebut dapat menjadi literasi khususnya ilmu sejarah dan bermanfaat bagi masyarakat luas khususnya generasi muda anak bangsa di wilayah Tapanuli bagian Selatan," harapnya.
Sementara Budi Hates mengatakan buku yang ia (Budi) tulis merupakan bagian dari program fasilitas penulisan buku sejarah oleh Direktorat Jenderal Kesejarahan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional tahun 2019.
"Kita ucapkan terimakasih Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional memberu ruang bagi penulis untuk menulis buku sejarah tentang peristiwa-peristiwa sejarah di daerah masing-masing," ucapnya.
Dalam sejarah Budi mencatat perjuangan Sutan Pangurabaan Pane yang lahir di Desa Pangurabaan pada (1883) anak dari Dja Enda Pane yang merupakan keturunan pertama Mangaraja Pamutung Pane.
Hingga perjalanan hidup Sutan Pangurabaan setelah menjadi seorang guru dan mengawini putri Syeikh Badurrahman Siregar yang merupakan "boru tulangnya" hingga memiliki lima anak (tiga lelaki dan tiga perempuan) yang salah satunya bernama Lafran Pane, yang dinobatkan Presiden Joko Widodo sebagai Pahlawan Nasional tahun 2017.
Baca juga: Tim Surveior lakukan akreditasi terhadap RSUD Kumpulan Pane Tebing Tinggi
Baca juga: Anggota Bawaslu RI sambangi Perpustakaan Prof Lafran Pane
Pengaruh Sutan Pangurabaan terhadap perkembangan ummat Islam di Sipirok dan perkebangan ummat Kristiani tidak luput tercatat dalam perjalanan buku Sutan Pangurabaan Pane tersebut.
Berbagai masukan dari civitas akademika UMTS dan IPTS serta peserta yang hadir dalam seminar uji petik buku Sutan Pangurabaan Pane ini menjadi catatan berharga tersendiri bagi penulis Budi Hatees.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019
Seminar uji petik buku tentang tokoh pergerakan nasional yang berjuang lewat tulisan ini digelar di aula Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan (UMTS) di Padangsidimpuan, Kamis (5/12).
Seminar yang megangkat tema" Menggali Nilai-nilai Sejarah untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Masyarakat di Tapanuli bagian Selatan" ini menghadirkan pembicara H.Budi P.Hatess, M.M., selaku penulis buku yang rencananya akan launching pada Januari 2020.
Pembicara yang lain yakni Erwin Siregar, M.Pd Kepala Prodi Sejarah IPTS (Institut Perguruan Tapanuli Selatan), Effan Z Harahap Dosen Fisip UMTS dengan moderator Khatib Lubis, M.Pd juga dosen UMTS.
Rektor UMTS Dr.Muhsanah Pasaribu dihadapan sejumlah civitas akademika UMTS dan mahasiswa jurusan sejarah IPTS, saat membuka seminar ini menyatakan sangat mengapresiasi langkah Budi Hatess menulis buku kisah Pangurabaan Pane.
"Semoga kelak buku tersebut dapat menjadi literasi khususnya ilmu sejarah dan bermanfaat bagi masyarakat luas khususnya generasi muda anak bangsa di wilayah Tapanuli bagian Selatan," harapnya.
Sementara Budi Hates mengatakan buku yang ia (Budi) tulis merupakan bagian dari program fasilitas penulisan buku sejarah oleh Direktorat Jenderal Kesejarahan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional tahun 2019.
"Kita ucapkan terimakasih Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional memberu ruang bagi penulis untuk menulis buku sejarah tentang peristiwa-peristiwa sejarah di daerah masing-masing," ucapnya.
Dalam sejarah Budi mencatat perjuangan Sutan Pangurabaan Pane yang lahir di Desa Pangurabaan pada (1883) anak dari Dja Enda Pane yang merupakan keturunan pertama Mangaraja Pamutung Pane.
Hingga perjalanan hidup Sutan Pangurabaan setelah menjadi seorang guru dan mengawini putri Syeikh Badurrahman Siregar yang merupakan "boru tulangnya" hingga memiliki lima anak (tiga lelaki dan tiga perempuan) yang salah satunya bernama Lafran Pane, yang dinobatkan Presiden Joko Widodo sebagai Pahlawan Nasional tahun 2017.
Baca juga: Tim Surveior lakukan akreditasi terhadap RSUD Kumpulan Pane Tebing Tinggi
Baca juga: Anggota Bawaslu RI sambangi Perpustakaan Prof Lafran Pane
Pengaruh Sutan Pangurabaan terhadap perkembangan ummat Islam di Sipirok dan perkebangan ummat Kristiani tidak luput tercatat dalam perjalanan buku Sutan Pangurabaan Pane tersebut.
Berbagai masukan dari civitas akademika UMTS dan IPTS serta peserta yang hadir dalam seminar uji petik buku Sutan Pangurabaan Pane ini menjadi catatan berharga tersendiri bagi penulis Budi Hatees.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019