Kamera trap yang dipasang BKSDA berhasil menangkap gambar (visual) seekor harimau yang diduga pemangsa lima ekor sapi di Dusun Sipincur Desa Perkebunan Hapesong Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan.

Informasi dihimpun ANTARA menyebutkan jenis harimau yang ada dalam visual itu jantan dan diperkirakan masih remaja.

Tim BKSDA pada Sabtu (30/11) sudah sempat membawa dua alat perangkap jebak untuk menangkap hewan buas tersebut, hanya saja gagal.

Sebab pihak Direktur Alam Liar Sumatera selaku pendiri Sumatran Tiger Rangers Haray Sam Munthe di lokasi kurang setuju. Alasan dia (Haray) perangkap jebak bukan solusi seperti pendapat tim BKSDA wilayah III Padangsidimpuan.

Baca juga: Harimau mengamuk di Tapanuli Selatan, lima sapi diduga jadi korban

Haray mengatakan perangkap jebak untuk harimau yang sehat dan liar tidak boleh dipasang, sebab melanggar SOP terkecuali hewan buas itu terluka atau sakit. "Kita tadi bersama-sama tim juga menyaksikan video harimau itu sehat-sehat saja tidak terluka," katanya.

Bahkan akan semakin bahaya bila memasang perangkap jebak karena bila anaknya saja yang terperangkap induknya akan marah dan akan dapat mengancam keselamatan warga sekitar.

"Lagian lokasi penemuan jejak tapak harimau itu dekat dengan hutan dan jauh dari permukiman warga jadi hal yang biasalah ketika harimau remaja dalam proses pendewasaan memangsa ternak," sebutnya.

Baca juga: BKSDA pasang kamera trap, intai harimau pemangsa sapi di Tapsel

Yang toh juga beberapa waktu ke depan harimau remaja kalau sudah berusia satu tahun delapan bulan sampai dua tahun sudah memisahkan diri dari induknya, hanya saja terus dipantau, ujarnya.

 "Kita perkirakan harimau itu remaja setelah hasil identifikasi kita menemukan tumit harimau itu berukuran 7,5 centimeter dan setelah melihat dari surai masih remaja dan dalam video jelas berjenis kelamin jantan," terangnya.

Sayangnya Kepala BKSDA Wilayah III Padangsidimpuan Gunawan tidak berhasil memberikan keterangan resmi berhubung telepon selularnya tidak menyahut ketika dikonfirmasi ANTARA, Sabtu malam.

Namun, Kapolsek Batang Toru AKP Daulat MZ Harahap yang ikut turun bersama tim ke lokasi mengatakan alat perangkap untuk menangkap harimau sumatera tersebut sudah sempat diuji coba dilokasi.

"Namun akhirnya satu dari dua perangkap masih dilokasi satunya lagi diamankan di daerah Perkebunan Hapesong bersama dua ekor kambing yang semula akan dibuat sebagai umpan," katanya.

Berbagai pihak yang turun kelokasi bersama tim BKSDA selain Kapolsek Batang Toru AKP D MZ Harahap, Danramil 01 Batang Toru Kapten CZI Pahlawan Nasution, Tim BKSDA dari wlayah V Sipirok Muda Hutabarat,  pihak PTPN III Kebun Hapesong  Askep PTPN III Yunus Ginting,  pemerhati satwa Sumatran Tiger Rangers Haray Sam Munthe, LPPLH Tapanuli Selatan Alpin Lubis.

Bahkan rencananya tim BKSDA akan kembali lagi memasang 10 unit kamera trap untuk lebih memastikan keberadaan harimau agar tidak menimbulkan keresahan dikalangan warga sekitar.

Sebelumnya lima ekor sapi ternak warga di Dusun Sipincur Desa Perkebunan Hapesong Kecamatan Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan diduga telah menjadi korban dua ekor hewan buas yang diduga saat ini masih berkeliaran dilokasi.
 

Pewarta: Kodir Pohan

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019