Pada pertemuan institusi jaminan sosial sedunia (World Social Security Forum /WSSF) di Brussels, Belgia, yang diselenggarakan oleh International Social Security Association (ISSA) dan dihadiri 152 negara, BPJS Ketenagakerjaan meraih 2 penghargaan tertinggi dari ISSA dalam hal pengembangan dan pemanfaatan Sistem Teknologi Informasi (TI) dan pelaksanaan program Return to Work.
 
Penghargaan yang diterima BPJS Ketenagakerjaan hanya diberikan kepada lembaga yang mampu  mengimplementasikan pedoman dan standar internasional jaminan sosial (Guidelines) dari ISSA. Penghargaan tersebut  dinamakan ISSA Certificate of Excellence in Social Security Administration for Information Communication Technology (ICT) dan ISSA Certificate of Excellence in Social Security Administration for Return to Work (RTW) program.
 
BPJS Ketenagakerjaan menjadi satu-satunya perwakilan Indonesia, dari 7 (tujuh) penerima penghargaan dari ISSA pada kegiatan tersebut. Marcelo Abi-Ramia Caetano, Sekretaris Jenderal ISSA menyatakan, sistem IT dan program RTW BPJS Ketenagakerjaan telah berhasil memenuhi semua aspek Guidelines yang ditentukan oleh ISSA, bahkan memberikan masukan yang krusial bagi ISSA untuk penyempurnaan Guidelines dimaksud.

Seremonial pemberian penghargaan ISSA ini dilaksanakan pada Rabu pagi (16/10), disaksikan langsung oleh lebih dari 1.000 delegasi WSSF yang merupakan perwakilan dari lebih dari 300 institusi jaminan sosial yang berasal dari 152 negara. Pertemuan WSSF  direncanakan berlangsung sejak tanggal 14 s/d 18 Oktober 2019 dan dihadiri oleh menteri dan petinggi jaminan sosial sedunia.

Dalam siaran pers diterima, Kamis (17/10) Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, Agus Susanto, berharap apresiasi ini menjadi penyemangat dan motivasi bagi insan BPJS Ketenagakerjaan di seluruh Indonesia.

"Penghargaan ini sangat spesial, karena lembaga jaminan sosial di Indonesia baru pertama kali menerima penghargaan setingkat ISSA Certificate of Excellence dan pertama kali juga  sebuah lembaga langsung sekaligus mendapatkan 2 (dua) award, untuk ICT dan RTW. Tentunya ini berkat kerja cerdas dan keras semua pegawai yang didukung oleh semua stakeholder kami", jelas Agus.
 
Agus menjelaskan, kunci pengembangan sistem TI BPJS Ketenagakerjaan adalah berusaha mengoptimalkan kapasitas internal dalam mengembangkan sistem TI yang handal, namun tetap efisien dan memenuhi standar keamanan yang baik.

Pengembangan TI oleh internal BPJS Ketenagakerjaan juga berdampak pada sistem TI yang lebih fleksibel sehingga dapat lebih tanggap menghadapi berbagai tantangan di lapangan.

 “Berbagai inovasi yang dikembangkan BPJS Ketenagakerjaan seperti sistem keagenan PERISAI, aplikasi mobile BPJSTKU, hingga antrian online untuk Klaim JHT dapat berjalan baik berkat dukungan sistem TI yang mumpuni", tambah Agus.
 
Sedangkan pelaksanaan progran RTW dari BPJS Ketenagakerjaan telah mengalami perkembangan pesat, dengan jumlah pekerja korban kecelakaan kerja yang telah bekerja kembali mencapai 583 orang.

“Hal ini tercapai berkat sistem tata kelola RTW yang terencana dengan baik, dengan dukungan personil case manager yang bekerja tidak hanya mengandalkan profesionalitas saja namun juga mengedepankan empati. Juga berkat kerjasama kami dengan 7.417 rumah sakit yang berperan sebagai Pusat Layanan Kecelakaan Kerja (PLKK) dan perusahaan peserta kami di seluruh Indonesia", urai Agus.

“Dua Penghargaan ini menjadi bukti bagi dunia bahwa pelaksanaan jaminan sosial ketenagakerjaan di Indonesia telah sesuai, bahkan diatas standar Internasional. Penghargaan ini juga memicu kami untuk terus berusaha lebih baik lagi dalam melindungi dan memberikan kemudahan pelayanan kepada seluruh masyarakat pekerja Indonesia”, tutup Agus.

Pewarta: Kodir Pohan

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019