Harga kebutuhan pokok masyarakat di Padangsidimpuan, Sumatera Utara dalam kondisi stabil. Tidak ada lonjakan harga yang berarti.
Walaupun demikian Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Padangsidimpuan bersama dengan Bank Indonesia Sibolga dan Satgas Pangan, terus memantau kondisi harga dan kebutuhan masyarakat di Kota Salak itu.
Demikian disampaikan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sumatera Utara, Wiwiek Sisto Widayat yang turun langsung ke Pasar Sagumpal Bonang, Padangsidimpuan didampingi Kepala Kantor Perwakilan BI Sibolga, Suti Masniari Nasution, Wakil Wali Kota Sibolga, H. Arwin Siregar, dan Divisi Pengembangan Ekonomi kantor Perwakilan BI Sumatera Utara, Demina R Sitepu, Kamis (23/5).
“Kalau melihat harga-harga kebutuhan pokok yang ada di Pasar Padangsidimpuan, kondisinya stabil. Kalaupun ada harga yang naik, itu hanya sebagian kecil. Dan kenaikannya juga tidak begitu jauh. Hal ini kita coba pertahankan sampai Lebaran nanti, sehingga masyarakat bisa nyaman merayakan hari kemenangan dan pedagang juga mendapat untung,” kata Wiwiek.
Hal senada juga diungkapkan Wakil Wali Kota Sidimpuan, Arwin Siregar. Menurutnya, kerja sama TPID Sidimpuan, Satgas Pangan, dan Bank Indonesia Sibolga sangat menopang stabilisasi harga di Padangsidimpuan.
“Dari empat daerah inflasi di Sumatera Utara, Padangsidimpuan yang lebih rendah inflasinya bulan April kemarin, yakni hanya 0,9 persen. Dengan adanya dukungan dari BI Sibolga melalui rapat koordinasi setiap bulannya, kami TPID di Sidimpuan sangat konsen dengan laju inflasi sehingga tetap terkendali,” ungkapnya.
Disebutkannya, Pemkot Sidimpuan akan mengadakan MoU dengan Kabupaten Humbang Hasundutan yang akan difasilitasi BI Sibolga, untuk kebutuhan sayur mayur dan cabai merah serta bawang di Sidimpuan.
Sedangkan adanya kenaikan harga daging ayam dan gula di Padangsidimpuan? menurut Wakil Wali Kota, akan secepatnya dicarikan solusinya.
“Kalau harga daging ayam potong naiknya hanya sedikit. Itu pun kita akan cek dimana penyebabnya. Sedangkan untuk harga gula pasir yang juga mengalami kenaikan sedikit, segera kami koordinasikan dengan penyuplai gula dari Medan. Karena yang memproduksi gula pasir itu dari Medan,” jawabnya.
Sementara itu Kepala Kantor Perwakilan BI Sibolga, Suti Masniari Nasution membenarkan bahwa inflasi di Padangsidimpuan yang terendah dari empat kota inflasi di Sumut (Medan, Siantar, Sibolga, Sidimpuan). Hanya saja dengan rendahnya inflasi bukan berarti tidak perlu dijaga atau diwaspadai karena tekanan permintaan di bulan puasa dan Lebaran pasti meningkat.
“Kami berharap dalam menghadapi kebutuhan Lebaran ini, TPID Sidimpuan dan Satgas Pangan harus kontinu memantau harga, sehingga inflasi di bulan Mei dan Juni dapat ditekan dan dikendalikan,” harap Suti.
Suti juga mengimbau masyarakat Sidimpuan agar tetap berbelanja dengan bijak dan seperlunya, sehingga para pedagang tidak memanfaatkan situasi.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019
Walaupun demikian Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Padangsidimpuan bersama dengan Bank Indonesia Sibolga dan Satgas Pangan, terus memantau kondisi harga dan kebutuhan masyarakat di Kota Salak itu.
Demikian disampaikan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sumatera Utara, Wiwiek Sisto Widayat yang turun langsung ke Pasar Sagumpal Bonang, Padangsidimpuan didampingi Kepala Kantor Perwakilan BI Sibolga, Suti Masniari Nasution, Wakil Wali Kota Sibolga, H. Arwin Siregar, dan Divisi Pengembangan Ekonomi kantor Perwakilan BI Sumatera Utara, Demina R Sitepu, Kamis (23/5).
“Kalau melihat harga-harga kebutuhan pokok yang ada di Pasar Padangsidimpuan, kondisinya stabil. Kalaupun ada harga yang naik, itu hanya sebagian kecil. Dan kenaikannya juga tidak begitu jauh. Hal ini kita coba pertahankan sampai Lebaran nanti, sehingga masyarakat bisa nyaman merayakan hari kemenangan dan pedagang juga mendapat untung,” kata Wiwiek.
Hal senada juga diungkapkan Wakil Wali Kota Sidimpuan, Arwin Siregar. Menurutnya, kerja sama TPID Sidimpuan, Satgas Pangan, dan Bank Indonesia Sibolga sangat menopang stabilisasi harga di Padangsidimpuan.
“Dari empat daerah inflasi di Sumatera Utara, Padangsidimpuan yang lebih rendah inflasinya bulan April kemarin, yakni hanya 0,9 persen. Dengan adanya dukungan dari BI Sibolga melalui rapat koordinasi setiap bulannya, kami TPID di Sidimpuan sangat konsen dengan laju inflasi sehingga tetap terkendali,” ungkapnya.
Disebutkannya, Pemkot Sidimpuan akan mengadakan MoU dengan Kabupaten Humbang Hasundutan yang akan difasilitasi BI Sibolga, untuk kebutuhan sayur mayur dan cabai merah serta bawang di Sidimpuan.
Sedangkan adanya kenaikan harga daging ayam dan gula di Padangsidimpuan? menurut Wakil Wali Kota, akan secepatnya dicarikan solusinya.
“Kalau harga daging ayam potong naiknya hanya sedikit. Itu pun kita akan cek dimana penyebabnya. Sedangkan untuk harga gula pasir yang juga mengalami kenaikan sedikit, segera kami koordinasikan dengan penyuplai gula dari Medan. Karena yang memproduksi gula pasir itu dari Medan,” jawabnya.
Sementara itu Kepala Kantor Perwakilan BI Sibolga, Suti Masniari Nasution membenarkan bahwa inflasi di Padangsidimpuan yang terendah dari empat kota inflasi di Sumut (Medan, Siantar, Sibolga, Sidimpuan). Hanya saja dengan rendahnya inflasi bukan berarti tidak perlu dijaga atau diwaspadai karena tekanan permintaan di bulan puasa dan Lebaran pasti meningkat.
“Kami berharap dalam menghadapi kebutuhan Lebaran ini, TPID Sidimpuan dan Satgas Pangan harus kontinu memantau harga, sehingga inflasi di bulan Mei dan Juni dapat ditekan dan dikendalikan,” harap Suti.
Suti juga mengimbau masyarakat Sidimpuan agar tetap berbelanja dengan bijak dan seperlunya, sehingga para pedagang tidak memanfaatkan situasi.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019