Warga masyarakat Kabupaten Tapanuli Selatan meminta perhatian Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi untuk menjembatani sejumlah perusahaan agar bersedia membantu perbaikan tanggul Batang Toru yang jebol demi kelangsungan perekonomian petani di daerah ini. 

Tanggul Batang Toru yang jebol akibat hantaman air Sungai Batang Toru akhir tahun 2018 itu telah menyisahkan duka bagi sebagian besar masyarakat khususnya Desa Telo dan Desa Hapesong Baru, Kecamatan Batang Toru, Tapanuli Selatan. 

Menurut Zulfitri Siregar yang akrab disapa Gayani kepada ANTARA, Minggu (12/5) malam, lebih kurang 35 hektare areal persawahan di wilayah Pulo Godang Desa Telo berubah menjadi badan sungai akibat jebolnya tanggul sepanjang lebih kurang 200 meter. 

"Bahkan ratusan hektare lahan pertanian di Desa Telo mengalami kekeringan akibat rusaknya saluran irigasi," tambahnya.

Masyarakat, katanya, menyadari betul bahwasanya kerusakan tanggul merupakan tanggung jawab pihak Provinsi Sumut. Hanya saja, lanjutnya, menurut hasil survei Dinas Sumber Daya Air CK/TR Provinsi Sumut dan SDA Batang Angkola baru akan diusulkan perbaikannya di tahun 2020.

"Tahun 2020 masih jauh, itu pun belum tentu juntrungnya, sementara kebutuhan perekonomian warga petani cukup mendesak. Karenanya kami menyurati gubernur agar bersedia membantu agar tanggul yang jebol dapat segera perbaikan," harapnya. 

Dikatakan, pihaknya melalui Kelompok Tani Martondi Desa Telo diketuai Kahar Nainggolan dan Kelompok Tani Sabar Subur diketuai Sukri Harahap bersama Forum Pemerhati Hutan/Sungai Batang Toru diketuai Karim Matondang pada akhir Maret  lalu sudah menyurati Gubernur  Sumut. 

"Permintaan kami sederhana sepanjang belum ada perhatian pemerintah, kiranya Gubernur dapat melobi perusahaan seperti Tambang Emas Batang Toru, PTPN III, dan PLTA Batang Toru dan perusahaan lain yang ada di daerah ini agar bersedia membantu perbaikan sementara guna menyelamatkan nasib lahan dan kelangsungan perekonomian para warga," katanya. 

Gayani mengatakan, sebagian besar warga di kedua desa tersebut bergantung terhadap lahan pertanian. Banjir melanda daerah ini sudah sejak lama dan menjadi langganan yang biasanya datang memasuki penghujan sekira Agustus sampai Desember setiap tahunnya.

Pewarta: Kodir Pohan

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019