Hari Juang Benteng Huraba ke-70 tahun 2019 diperingati di Desa Huraba, Kecamatan Batang Angkola, Kabupaten Tapanuli Selatan, Minggu (5/5) ditandai peletakan sejumlah karangan bunga dan lagu Indonesia Raya.

Acara bersejarah ini dihadiri Dansat Brimobdasu Kombes Pol Djadjuli, Penasehat PKBB (Paguyuban Keluarga Besar Brimob) Brigjen Pol (Purn) Rajman Tarigan, Bupati Palas Ali Sutan Harahap (TSO), Dandim 0212/TS Letkol Inf. Akbar Nofrizal Yusananto, SIP.

Kemudian Kapolres Tapsel AKBP Irwa Zaini Adib, SIK, MH, Kapolres Padangsidimpuan AKBP Hilman Wijaya, SIK, MH, Kapolres Madina AKBP Irsan Sinuhaji, SIK, MH, Danyon C Brimob AKBP Bravo Siahaan, Danyon 123/RW Letkol Inf. Rooy Chandra Sihombing.

Hadir juga sejumlah anggota DPRD Tapsel, Sekda Tapsel Parulian Nasution, Sekda Madina, Staf Ahli Bupati Zulfahmi, Kaban Kesbangpol Hamdy S Pulungan, Kabag Humas dan Protokol Isnut Siregar, Camat Batang Angkola Taufik Lubis, para veteran Brimobdasu, unsur TNI, dan Kepolisian.

Kapolda Sumut melalui Dansat Brimobdasu Kombes Pol. Djadjuli mengatakan, peringatan hari juang benteng huraba ke-70 semoga memberikan motivasi dan semangat juang kepada generasi muda Brimob Polri utamanya.

"Karenanya, sejarah pejuang Brimob Polri dan TNI beserta masyarakat tidak boleh dilupakan. Kita ingin generasi muda memiliki rasa patriotisme cinta tanah air dan semangat bela negara," katanya.

Dimana hari ini dengan tanggal yang sama 70 tahun silan tepatnya 5 Mei 1949 sekitar pukul 04.00 WIB adalah hari berkabungnya pejuang Mobrig yang sekarang menjadi Brimob dan TNI serta pejuang dan masyarakat lainnya, di Tapanuli Selatan.

Sebuah pertempuran yang sangat dahsyat dipimpin Inspektur kelas I Mayor Kadiran yang saat itu menjabat komandan keresidenan Tapanuli berkedudukan di Penyabungan antara Brimob dan TNI serta pejuang dan masyarakat lainnya melawan militer belanda.

Pemkab Tapanuli Selatan kata Bupati Syahrul M.Pasaribu melalui Sekda Parulian Nasution mengucapkan selamat dan sukses dilaksanannya HUT Juang Benteng Huraba ke 70 tersebut.

Benteng Huraba merupakan saksi perjuangan heroik yang tercatat dalam sejarah perjuangan bangsa dalam upaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari serangan agresi militer Belanda saat itu.

"Jasa-jasa Mayor Bejo dan Mayor Maskadiran dalam melawan Belanda yang tentunya mengorbankan nyawa dan darah yang bercucuran hanyalah untuk mengusir kaum penjajah," ungkapnya.

Oleh karenanya, sejarah tidak boleh dilupakan. Semangat patriotisme atau semangat rela berkorban harus kita warisi dengan meningkatkan rasa cinta kita terhadap tanah air dengan semangat nasionalisme," katanya.

Selain itu kita galang persatuan dan kesatuan untuk Indonesia yang kuat yang mampu menghadapi ancaman, tantangan, rongrongan baik yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri dalam bingkai NKRI sesuai sloga harga mati. Dan, mari tetap kita ciptakan stabilitas nasional yang mantap dan dinamis," kata Parulian.

Pewarta: Kodir Pohan

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019