Kerusakan hutan mangrove di Desa Selotong Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat Sumatera Utara, hingga kini diperkirakan mencapai 650 hektare disebabkan alih fungsi yang dilakukan oleh warga menjadi perkebunan sawit dan pertambakan.

Seperti yang disampaikan Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Wampu dan Sei Ular Heru Winarto, di Secanggang, Selasa.

Heru Winarto menyampaikan di Desa Selotong Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat, sekarang ini ada sekitar 650 hektare lahan hutan mangrove (bakau) yang sudah rusak dan harus segera dilakukan penanaman kembali.

"Kerusakan disebabkan karena banyaknya alih fungsi lahan menjadi perkebunan kelapa sawit. pertambakan dan faktor alam lainnya," katanya.

Padahal hutan mangrove ini memiliki banyak fungsi dan mamfaat diantaranya bisa menanahan ombak (abrasi), tempat tumbuh dan berkembang biaknya biota laut seperti ikan, udang, kepiting, serta tempat berlindungnya mamalia lainnya seperti monyet.

Salah seorang warga Selotong Imran menjelaskan sekarang ini ada upaya untuk perbaikan yang dilakukan dengan menanam kembali diatas lahan seluas dua hektare dengan 2.000 batang pohon mangrove yang ditanam.

Selain itu juga akan ditanam 5.000 batang pohon bibit lainnya yang disumbangkan dari Kemeneterian Kehutanan maupun swadaya dari relawan, katanya.

"Direncanakan lahan yang rusak yang berada di Desa Selotong itu, akan diupayakan untuk dilakukan penanaman kembali," ujarnya.
 

Pewarta: H.Imam Fauzi

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019