Medan (Antaranews Sumut) - Sebanyak 198 imigran gelap asal Bangladesh yang ditemukan warga di salah satu toko di kawasan Medan Helvetia kini diinapkan sementara di Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Belawan Medan.
Kepala Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi Keimigrasian Kantor Imigrasi Khusus Tempat Pemeriksaan Imigrasi Medan, M Akbar Adhinugroho, Rabu (6/2), mengatakan para WNA Bangladesh memang sengaja ditempatkan di Rumah Detensi Imigrasi Medan setelah sebelumnya ditampung di Kantor Imigrasi Khusus karena kekurangan ruangan.
"Nanti kami akan melakukan pemeriksaan secara bertahap kepada semua WNA. Dikarenakan, mereka bisa dikenakan pelanggaran, yakni tindakan administratif keimigrasian berupa pendeportasian dan penangkalan," ujarnya.
Baca juga: Polisi di Medan amankan imigran gelap asal Bangladesh
Ia menambahkan, pihak Imigrasi masih akan mendalami apakah memang benar pengakuan para WNA Bangladesh bahwa mereka hanya transit saja di Indonesia.
"Mereka hanya transit untuk bekerja di negara luar yaitu Malaysia. Kami masih mencari dokumen resminya, sehingga dapat diketahui apa tujuan sebenarnya masuk ke Indonesia," ujarnya.
Di Rumah Detensi Imigrasi Medan, para WNA Bangladesh tampak kebingungan ketika diajak berkomunikasi. Meski demikian, mereka tampak mengerumun ketika disorot kamera seolah ingin menyampaikan sesuatu.
Hanya WNA bernama Mahbub saja yang sedikit mengerti bahasa Indonesia, meski pelafalannya kurang fasih.
Ia mengaku mengerti bahasa Indonesia karena sebelumnya pernah bekerja di Malaysia.
Dari penuturannya diketahui mereka datang dari Bangladesh untuk bekerja di Malaysia tetapi tidak tahu mengapa bisa sampai di Indonesia dan ditipu oleh agen penyalur.
Dari pengakuannya juga diketahui bahwa mereka kerap disiksa berupa pemukulan dari agen. Pemukulan yang mereka alami paling sering karena meminta makan.
"Saya minta uang dan makan sama agen, enggak dikasih. Agennya badannya gemuk-gemuk. Kami dipukuli terus selama berada di rumah itu (ruko). Kami enggak mau lagi kerja di Malaysia, kami mau pulang ke Bangladesh," kata Mahbub.
Baca juga: 193 imigran Bangladesh yang diamankan tidak punya dokumen resmi
Baca juga: Terungkapnya keberadaan imigran gelap Bangladesh di Medan berawal dari suara gaduh
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019
Kepala Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi Keimigrasian Kantor Imigrasi Khusus Tempat Pemeriksaan Imigrasi Medan, M Akbar Adhinugroho, Rabu (6/2), mengatakan para WNA Bangladesh memang sengaja ditempatkan di Rumah Detensi Imigrasi Medan setelah sebelumnya ditampung di Kantor Imigrasi Khusus karena kekurangan ruangan.
"Nanti kami akan melakukan pemeriksaan secara bertahap kepada semua WNA. Dikarenakan, mereka bisa dikenakan pelanggaran, yakni tindakan administratif keimigrasian berupa pendeportasian dan penangkalan," ujarnya.
Baca juga: Polisi di Medan amankan imigran gelap asal Bangladesh
Ia menambahkan, pihak Imigrasi masih akan mendalami apakah memang benar pengakuan para WNA Bangladesh bahwa mereka hanya transit saja di Indonesia.
"Mereka hanya transit untuk bekerja di negara luar yaitu Malaysia. Kami masih mencari dokumen resminya, sehingga dapat diketahui apa tujuan sebenarnya masuk ke Indonesia," ujarnya.
Di Rumah Detensi Imigrasi Medan, para WNA Bangladesh tampak kebingungan ketika diajak berkomunikasi. Meski demikian, mereka tampak mengerumun ketika disorot kamera seolah ingin menyampaikan sesuatu.
Hanya WNA bernama Mahbub saja yang sedikit mengerti bahasa Indonesia, meski pelafalannya kurang fasih.
Ia mengaku mengerti bahasa Indonesia karena sebelumnya pernah bekerja di Malaysia.
Dari penuturannya diketahui mereka datang dari Bangladesh untuk bekerja di Malaysia tetapi tidak tahu mengapa bisa sampai di Indonesia dan ditipu oleh agen penyalur.
Dari pengakuannya juga diketahui bahwa mereka kerap disiksa berupa pemukulan dari agen. Pemukulan yang mereka alami paling sering karena meminta makan.
"Saya minta uang dan makan sama agen, enggak dikasih. Agennya badannya gemuk-gemuk. Kami dipukuli terus selama berada di rumah itu (ruko). Kami enggak mau lagi kerja di Malaysia, kami mau pulang ke Bangladesh," kata Mahbub.
Baca juga: 193 imigran Bangladesh yang diamankan tidak punya dokumen resmi
Baca juga: Terungkapnya keberadaan imigran gelap Bangladesh di Medan berawal dari suara gaduh
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019