Medan (Antaranews Sumut) - Terungkapnya ada ratusan imigran gelap asal Bangladesh di salah satu rumah toko di Medan Helvetia berawal dari suara gaduh dan ribut serta permintaan tolong dengan menggunakan bahasa isyarat.
Menurut Kepala Lingkungan setempat, Bebi Annisa, Rabu, warga mendadak heboh mendengar teriakan dari para imigran di dalam rumah toko (ruko) tertutup tersebut.
Saat digedor beberapa penjaga ruko menutupi keberadaan imigran itu. Puluhan orang ditemukan dalam keadaan lemas karena kekurangan oksigen dan cairan.
Warga kemudian melaporkan keberadaan imigran gelap tersebut ke polisi, dan tiga orang penjaga ruko juga tidak dapat menunjukkan dokumen keiimigrasian dan izin penyaluran tenaga kerja.
"Pengangkutan imigran gelap itu sengaja dilakukan pada malam hari agar aktivitasnya tidak terendus oleh warga, karena bertepatan dengan malam Imlek yang membuat perhatian warga teralihkan," katanya.
Baca juga: Polisi di Medan amankan imigran gelap asal Bangladesh
Hasan, seoerang warga banglades tersebut menyebutkan telah sebulan berada di Indonesia menggunakan jalur laut melalui Batam dan bali.
Mereka membayar sejumlah uang dalam bentuk ringgit dan rupiah kepada seorang agen dengan diiming-imingi dipekerjakan.
Namun hingga jalan sebulan di perantauan, para imigran itu tidak juga mendapat kejelasan hidup.
Mereka terkatung-katung dan nyaris tidak mendapat jatah makanan dan minuman oleh agen penyalur.
Mereka kemudian diangkut dengan menggunakan truk untuk ditampung di rumah toko tersebut dengan berpindah-pindah kota.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019
Menurut Kepala Lingkungan setempat, Bebi Annisa, Rabu, warga mendadak heboh mendengar teriakan dari para imigran di dalam rumah toko (ruko) tertutup tersebut.
Saat digedor beberapa penjaga ruko menutupi keberadaan imigran itu. Puluhan orang ditemukan dalam keadaan lemas karena kekurangan oksigen dan cairan.
Warga kemudian melaporkan keberadaan imigran gelap tersebut ke polisi, dan tiga orang penjaga ruko juga tidak dapat menunjukkan dokumen keiimigrasian dan izin penyaluran tenaga kerja.
"Pengangkutan imigran gelap itu sengaja dilakukan pada malam hari agar aktivitasnya tidak terendus oleh warga, karena bertepatan dengan malam Imlek yang membuat perhatian warga teralihkan," katanya.
Baca juga: Polisi di Medan amankan imigran gelap asal Bangladesh
Hasan, seoerang warga banglades tersebut menyebutkan telah sebulan berada di Indonesia menggunakan jalur laut melalui Batam dan bali.
Mereka membayar sejumlah uang dalam bentuk ringgit dan rupiah kepada seorang agen dengan diiming-imingi dipekerjakan.
Namun hingga jalan sebulan di perantauan, para imigran itu tidak juga mendapat kejelasan hidup.
Mereka terkatung-katung dan nyaris tidak mendapat jatah makanan dan minuman oleh agen penyalur.
Mereka kemudian diangkut dengan menggunakan truk untuk ditampung di rumah toko tersebut dengan berpindah-pindah kota.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019