Tapanuli Selatan (Antaranews Sumut) - Perayaan Natal tahun 2018 dirayakan di tengah-tengah keprihatinan dengan rentetan peristiwa-peristiwa bencana yang terjadi di sekeliling kita di tengah negara yang kita cintai ini.
Seperti kecelakan transportasi baik di laut dan udara serta di darat yang menyebabkan banyaknya korban. Juga keprihatinan atas bencana alam seperti banjir dan longsor di beberapa tempat di Tapsel, banjir dan longsor Madina, Samosir, dan di Aceh.
Tambah lagi gempa dan tsunami di Palu dan terakhir di Banten yang mengakibatkan hancurnya prasarana serta banyaknya korban jiwa, bahkan hingga kini masih banyak yang tinggal di tenda.
Kemudian juga ada konflik horizontal, berita hoax, dan masih banyak lagi yang menjadi keprihatinan.
"Karenanya mari kita maknai suka cita Natal tahun ini menjadi momen intropeksi diri tentang keimanan kita kepada Tuhan," demikian pesan Natal yang disampaikan Pendeta (Pdt) Mody T Nainggolan MTh yang dihubungi Antara di Sipirok, Selasa (25/12).
Ketua Umum Badan Kerjasama Antar Gereja (BKAG) Tapanuli Selatan ini selanjutnya mengatakan, selain kepada Tuhan, intropeksi kasih kita dengan sesama manusia, bahkan alam semesta ciptaan Tuhan.
Ia menyatakan memaknai Natal dengan penonjolan pada aspek sosial-kemanusiaan yang di dasarkan oleh sikap kasih, tidak sekedar ceremonial karena kasih dibuktikan dengan tindakan dan perbuatan.
"Mari kita jadikan Natal momentum untuk melakukan hal-hal yang berguna bagi kehidupan sosial–kemanusiaan untuk saudara-saudara kita yang sedang ditimpa musibah, seraya berdoa agar mereka diberikan ketabahan dan kekuatan menjalaninya," ajaknya.
Hal ini menurutnya sejalan dengan tujuan kelahiran Yesus Kristus dan kehadiran-Nya di tengah dunia, bahkan rela mengorbankan nyawanya untuk menebus dosa manusia.
Lewat Natal kali ini ia juga berpesan bijaksanalah untuk membagikan berita dan menerima berita sehingga tidak termakan "Hoax". Berita Hoax dapat menyebabkan perpecahan, konflik dan sebagainya.
"Hikmat Allah membawa kita untuk hidup lebih bijaksana. Kristus datang membawa Kasih dan Damai. Maka kita harus meneledani itu," katanya, sejalan dengan tema Natal "Yesus Kristus Hikmat bagi kita".
Natal katanya merupakan moment penting dalam kehidupan Kekristenan, merupakan pesta rohani yang penuh duka sukacita, yang menceritakan dan mengingat kembali kelahiran Yesus Kristus.
Namun tak dipungkiri seringkali katanya Natal dirayakan dengan sukacita dan penuh kemeriahaan. Ornamen Natal yang indah, pakaian yang baru, pemberian bingkisan dan sebagainya yang tidak jarang mengeluarkan biaya yang cukup besar.
"Namun seringkali perayaan Natal mengabaikan esensi dari Natal itu sendiri. Akibatnya adalah Natal tidak berdampak, tidak ada faedah sehingga seolah-olah seremonial belaka," tandasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018
Seperti kecelakan transportasi baik di laut dan udara serta di darat yang menyebabkan banyaknya korban. Juga keprihatinan atas bencana alam seperti banjir dan longsor di beberapa tempat di Tapsel, banjir dan longsor Madina, Samosir, dan di Aceh.
Tambah lagi gempa dan tsunami di Palu dan terakhir di Banten yang mengakibatkan hancurnya prasarana serta banyaknya korban jiwa, bahkan hingga kini masih banyak yang tinggal di tenda.
Kemudian juga ada konflik horizontal, berita hoax, dan masih banyak lagi yang menjadi keprihatinan.
"Karenanya mari kita maknai suka cita Natal tahun ini menjadi momen intropeksi diri tentang keimanan kita kepada Tuhan," demikian pesan Natal yang disampaikan Pendeta (Pdt) Mody T Nainggolan MTh yang dihubungi Antara di Sipirok, Selasa (25/12).
Ketua Umum Badan Kerjasama Antar Gereja (BKAG) Tapanuli Selatan ini selanjutnya mengatakan, selain kepada Tuhan, intropeksi kasih kita dengan sesama manusia, bahkan alam semesta ciptaan Tuhan.
Ia menyatakan memaknai Natal dengan penonjolan pada aspek sosial-kemanusiaan yang di dasarkan oleh sikap kasih, tidak sekedar ceremonial karena kasih dibuktikan dengan tindakan dan perbuatan.
"Mari kita jadikan Natal momentum untuk melakukan hal-hal yang berguna bagi kehidupan sosial–kemanusiaan untuk saudara-saudara kita yang sedang ditimpa musibah, seraya berdoa agar mereka diberikan ketabahan dan kekuatan menjalaninya," ajaknya.
Hal ini menurutnya sejalan dengan tujuan kelahiran Yesus Kristus dan kehadiran-Nya di tengah dunia, bahkan rela mengorbankan nyawanya untuk menebus dosa manusia.
Lewat Natal kali ini ia juga berpesan bijaksanalah untuk membagikan berita dan menerima berita sehingga tidak termakan "Hoax". Berita Hoax dapat menyebabkan perpecahan, konflik dan sebagainya.
"Hikmat Allah membawa kita untuk hidup lebih bijaksana. Kristus datang membawa Kasih dan Damai. Maka kita harus meneledani itu," katanya, sejalan dengan tema Natal "Yesus Kristus Hikmat bagi kita".
Natal katanya merupakan moment penting dalam kehidupan Kekristenan, merupakan pesta rohani yang penuh duka sukacita, yang menceritakan dan mengingat kembali kelahiran Yesus Kristus.
Namun tak dipungkiri seringkali katanya Natal dirayakan dengan sukacita dan penuh kemeriahaan. Ornamen Natal yang indah, pakaian yang baru, pemberian bingkisan dan sebagainya yang tidak jarang mengeluarkan biaya yang cukup besar.
"Namun seringkali perayaan Natal mengabaikan esensi dari Natal itu sendiri. Akibatnya adalah Natal tidak berdampak, tidak ada faedah sehingga seolah-olah seremonial belaka," tandasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018