Tapanuli Selatan (Antaranews Sumut) - Sebuah jembatan dengan panjang 24 meter lebar 2,5 meter di Desa Bagas Lombang Kecamatan Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan terancam keberadaannya.

"Kondisi itu kami ketahui atau sadari baru pada pada hari ini," kata Kepala Desa Bagas Lombang Aswan Siregar kepada di Sipirok kepada Antara, Senin petang.

Menurut dia,  tanah sepanjang sekitar enam meter tinggi tiga meter tepat dekat dibawah salah satu pondasi jembatan (landhope) tersebut terjadi erosi.

"Terjadinya erosi diakibatkan aliran Sungai (Aek) Lappesong meluap akibat hujan lebat melanda wilayah itu Sabtu hingga malam hari,"katanya.

Bahkan, cor semen tiang tengah jembatan juga turut dirusak air sungai, tambah, sekitar tiga meter bronjong berada dekat pondasi jembatan itu terseret arus sehingga meninggalkan bekas materail bebatuan di dasar sungai itu.

"Dikhawatirkan ancaman lebih fatal terhadap jembatan ini bisa saja terjadi mengingat kondisi cuaca ekstrim belakangan ini kerap terjadi,"katanya.

Dia menjelaskan, bahwa jembatan dengan konstruksi baja dengan lantai semen itu bersumber Dana Desa tahun 2015 lalu melalui program pembangunan pemberdayaan masyarakat desa (P3MD).

"Jembatan Komposit ini untuk memudahkan masyarakat Desa Bagas Lombang dan masyarakat Kelurahan Hutasuhut, Sipirok untuk menyeberang ke areal pertanian mereka,"katanya.

Dia menyatakan, ada sekitar 250 hektare areal persawahan warga  yang berada di seberang jembatan yang menelan dana Rp.409.975.000.

Selain itu tambahnya lagi ada dua titik saluran irigasi ke areal persawahan yang nyaris ambrol akibat dinding tanahnya amblas dihantam air sungai tersebut. 
 
Saluran irigasi menuju areal persawan masyarakat di Desa Bagas Lombang, Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan yang nyaris amblas (Antaranews sumut/kodir)

Pewarta: Kodir Pohan

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018