Tapanuli Selatan (Antaranews Sumut) - Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan - Universitas Sumatera Utara, Medan melakukan kunjungan melihat dari dekat PLTA Batangtoru berkapasitas 510 MW, di Tapanuli Selatan

"Kunjungan sebagai tindak lanjut nota kesepakatan atau MoU antara Pemkab Tapanuli Selatan - USU dan PT.Norht Sumatera Hydro Energy,"kata Ketua Majelis Wali Amanat Panusunan Pasaribu dalam temu Pers, Kamis malam, di Kantor Bupati Tapanuli Selatan, Jalan Lafarn Pane, Sipirok usai kunjungan.

Menurut dia, kunjungan tersebut penting untuk mengkokohkan MoU yang sudah disepakati pada 10 September 2018 lalu, di komplek USU, Medan.

Turut dalam kunjungan tersebut Ketua Komisi VII DPR-RI Gus Irawan Pasaribu Rektor USU Runtung Sitepu, Wakil Rektor USU Harmaein Nasution, Dekan Fakultas Teknik USU Seri Maulina, Dekan Fakultas Hukum Budiman Ginting, Dekan Fakultas Kehutanan USU Siti Latifah, serta Kaprodi Teknik Lingkungan FT USU.

Selain itu ada juga dari Kementerian LHK diwaliki Dirut PKPD Sakti H.Harahap, LIPI Racmat Fajar Lubis dan Dwi Mukti Puspitaningtyas, Pusdiklat LHK Adi Susmianto, Forum DAS Adriani Siahaan, Irzal Forum DAS, Balitbang LHK Aek Nauli W.Kuswandi, PT.NSHE Bambang PH/Agus Djulianto Ismanto.

Kemudian dipertemuan itu hadir juga Bupati dan Wakil Bupati Tapanuli Selatan Syahrul M.Pasaribu/Aswin Efendi Siregar, dan Sekda Parulian Nasution serta pejabat eselon jajaran Pemkab Tapanuli Selatan. Berbagai pandangan diungkapkan.
 
Bupati Tapanuli Selatan Syahrul M.Pasaribu (berdiri) memberi sambutan pada kedatangan rombongan USU Medan sesaat hendak mengunjungi PLTA Batangtoru sebagai tindak lanjut MoU dengan PT.NSHE. Hadir Ketua Komisi VII DPR-RI Gus Irawan Pasaribu (dua kiri) dan Ketua MWA USU Panusunan Pasaribu (kiri)(Antaranews sumut/kodir)
Ketua Komisi VII DPR-RI Gus Irawan Pasaribu dalam penjelasannya, mengatakan, setelah peninjauan lokasi Power House (Kecamatan Marancar) dan lokasi kolam genangan air (Kecamatan Sipirok) untuk nantinya dialirkan melalui terowongan memutar turbin ternyata tidak memakan areal yang begitu luas.

"Kita sudah saksikan dan dapat keterangan pihak NSHE hanya butuh sekitar 90 Hektare lahan dengan rincian 24 Ha sudah tersedia secara alami dan sisanya sekitar 60 Ha imbas genangan air. Dan PLTA sangat ramah lingkungan,"katanya.

Hemat uang negara

Tambah, PLTA Batangtoru untuk jangka panjang dan menjawab krisis listrik Sumatera Utara bahkan Sumatera pada beban puncak , bahkan dapat menghemat uang negara apabila dikonversi operasional Marine Vessel Power Plant (MVPP) di Belawan yang membutuhkan BBM dengan kurs sekarang 5 - 6 triliun.

"MVPP yang disewa dari Turki sifatnya jangka pendek, disewa dalam jangka lima tahun, Nah, PLTA bisa demi anak cucu kita kedepan,"kata Gus Irawan yang juga putera Kecamatan Marancar, Tapsel.

Siap bumper kebenaran

Rektor USU Runt8ng Sitepu juga mengaku bahwasanya PLTA Batangtoru tidak tidak seperti apa yang diisukan orang-orang, karena PLTA ini diketahui bergantung ekosistem atau lingkungan untuk menjaga debit air sebagai bahan baku memutar turbin nantinya.

"Bahkan rencana dilokasi genangan air dengan tekstur tebing yang sangat curam membentuk huruf "V" bahkan penduduk atau gubuk juga tidak ada,"katanya sembari menyatakan USU siap menjadi bumper kebenaran.

Direktur Pengendalian Kerusakan Perairan Darat (PKPD)  dari Kementeria LHK Sakti H. Harahap DAS, secara tegas menyatakan saat ini tidak perlu lagi dipertentangkan antara kelestarian dengan pembangunan yang namanya pembangunan berkelanjutan (sustainabel develovment).

"Jadi, sebenarnya filosofinya sekarang boleh tapi dengan syarat, karena sustainabel development itu adalah pembangunan yang seimbang dengan ekologi lingkungan sosial dan ekonomi,"katanya.

Sakti juga mengatakan, hutan itu kan reservoar alami, reservoer alamai raksasa menyimpan air dihulu sana biar mengalir konstan. Kalau sudah korporasi kita ajak NSHE dengan pemerintah menjaga agar suplai air itu seperti sekarang ini.

"Tidak mungking perusahaan mengorbankan usahanya yang sekian triliun berhenti di tengah jalan. Sekarang sudah tahap renkonstruksi, dibanding kita terus membakar fosil mendapatkan listrik menimbulkan energi kotor lagi,"sebutnya.
 
Bupati Tapanuli Selatan Syahrul M.Pasaribu dan Rombongan lainnya dari USU, Ketua Komisi VII DPR-RI Gus Irawan, Forkopimcam serta PT.NSHE dan lainnya diabadikan usai menatap rencana letak Power House PLTA Batangtoru, di wilayah Kecamatan Marancar. (Antaranews sumut/kodir)


Ramah lingkungan

Sementara pihak PT.NSHE Agus Djulianto Ismanto dalam temu pers itu memaparkan, bahwa PLTA Batangtoru dirancang sebagai PLTA irit lahan dan menggunakan enerji baru terbarukan untuk memasok listrik di Sumut.

"Luas yang dibebaskan sekitar 650 Ha seluruhnya berada di Areal Pengunaan Lain (APL) yang dibebaskan dari masyarakat, bahkan yang dibutuhkan menjadi tapak struktur permanen itu adalah 122 Ha diantaranya untuk genangan air sekitar 90 Ha,"katanya.

PLTA ini dirancang berwawasan lingkungan bekerja dengan metode run of river hydropower, sehingga sanagat bergantung pada ketersediaan dan debit air yang optimal.

"Oleh karenanya mengunakan EBT dan berpartisipasi dalam menjaga kelestarian lingkungan dan ekosistem Batangtoru, sekaligus mendukung Pemerintah pusat dalam mengurangi emisi karbon di Indonesia,"katanya.

NSHE juga konsen menjaga habitat baik flora dan fauna yang ada diarea tersebut termasuk spesies langka seperti orangutan tapanuli. Seluruh area yang dibebaskan akan direhabilitasi dan ada yang direboisasi.

"Jadi tugas PLTA ini nantinya untuk melayani beban puncak. Beban puncak itu terjadi antara jam 18.00 WIB - 24.00 WIB, tugas utamanya ada disitu, jadi kalau ada beban puncak, ini tugas PLTA Batangtoru memproduski listriknya,"jelas Agus.

Disinggung tenaga kerja, NSHE menyatakan ikut police Pemkab (Bupati) Tapanuli Selatan, yang harus mayoritas tenaga kerja lokal 75 persen dan luar termasuk asing 25 persen. Dalam tahap rekonstruksi saat ini total tenaga lokal 400-an , asing kurang dari angka seratus.

Sementara Bupati Tapanuli Selatan berharap dari pertemuan tersebut akan dapat mempercepat akselerasi pembangunan PLTA Batangtoru yang merupakan salah satu bagian dari Nawa Cita Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dalam Energi Baru Terbarukan.

Dalam kesempatan itu juga Pemkab (Bupati) Tapanuli Selatan Syahrul M.Pasaribu menyerahkan RTRW Kabupaten Tapanuli Selatan kepada Rektor USU Runtung Sitepu agar mengetahui salah satinya bahwa areal PLTA itu seluruhnya di wilayah APL.


 

Pewarta: Kodir Pohan

Editor : Akung


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018