Tapanuli Selatan (Antaranews Sumut) - Berbagai sentra pertanian yang fasilitasi PT.Agincourt Resources yang mengelola Tambang Emas Martabe, Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan sudah sudah mampu menggairahkan perekonomian warga daerah itu.

"Kita ingin kehadiran perusahaan juga berdampak positif bagi masyarakat dan lainnya," Agus Sandono, bagian infrastruktur desa untuk CSR (Corporate Social Responcibility) PT.AR kepada Antara, disela kunjungan rombongan jurnalis, di Batangtoru, serangkaian kegiatan orientasi lanjutan media 2018.

Ia mengatakan, lebih kurang 70 persen masyarakat sekitar tambang emas bergantung hidup dari lahan pertanian. Ia optimis dengan digalakkannya sentra - sentra pertanian merupakan salah satu solusi dapat membantu menggairahkan ekonomi warga tersebut.

Seperti membina kelompok tani padi sawah organik dan pengolahan pupuk kompos di desa Napa, sentra padi di Sipenggeng, Pulo Godang dan lopo Torop, sentra  pembibitan jagung di Aek Sirara dan Lubuk Tano yang keseluruhannya berlokasi di kecamatan Batangtoru.

"Langkah ini akibat keterbatasan lapangan pekerjaan (mengingat kebutuhan skill dan displin ilmu) yang di butuhkan perusahaan juga terbatas. Karenanya, peluang usaha baru merupakan salah satu solusi bijak,"sebutnya.

Langkah lain lanjutnya membangun sentra perikanan, hortikultura dan lainnya untuk menambah sejumlah sentra industri rumah tangga  berbagai varian makanan ringan (untuk oleh-oleh) yang sebelumnya sudah berjalan baik.

"Minimal, melalui sentra sentra ini kebutuhan akan bibit (bersertifikasi), beras, sayur mayur, ikan darat untuk masyarakat lokal sudah tidak lagi membutuhkan pasokan dari luar dengan harga pasaran cukup kompetitif," katanya berharap.

Kelompok tani binaan berhasil

Untuk kelompok tani sawah organik Aek Pahu desa Napa, Batangtoru dengan luasan areal mencapai 2,5 hektare binaan PT.AR yang lokasinya bersinggungan langsung  dengan aktivitas pertambangan dinilai sudah berhasil

"Dalam usia padi 75 hari setelah bibit ditanam kita sudah dapat memanennya. Setahun bisa tiga kali panen. Produksinya juga menjanjikan," kata Latifah Hanum berumur 53 tahun saat ditemui Antara saat asyik mengurus padi sawah organik yang ia tanam dan sudah berusia 30 hari itu.

Menurutnya, keuntungan padi organik harga jual berasnya lumayan bagus mencapai Rp 35 ribu per kilo, sehat dikonsumsi, pelanggan/konsumen banyak. Ia (Latifah) menyawahi sekitar tiga rante (seukuran 600 meter persegi).

Kata dia, hasil panen dari petak sawah yang 600 meter persegi dalam 75 hari panen  mampu menghasilkan gabah padi organik sekitar 53-55 kaleng atau 25 - 28 kaleng setelah diolah menjadi beras.

"Dua puluh persen gabah hasil panen dibagi untuk bayar sewa yang punya sawah, selebihnya untuk kebutuhan pangan keluarga sehari-hari dan sebagian lagi dijual untuk kebutuhan hidup lainnya," tutur janda empat anak ini.

Pengakuannya, bertahan sebagai petani sejak ia berhenti jualan gorengan sejak tiga tahun lalu atau tahun 2015 setelah mendapat pembinaan dari pihak Tambang Emas Martabe.

"Kita dibina bagaimana menjadi seorang petani yang baik dengan hasil yang lumayan. Alhamdulillah, itu sudah kita rasakan dan berbuah manis,"ucapnya.

Baik dikonsumsi

Menurut Latifah, khasiat beras merah organik sangat berguna dan baik untuk kesehatan. Bagi yang mengidap beragam macam penyakit seperti penyakit diabetes, kolestrol, sesak napas dianjurkan mengkonsumsi beras ini, katanya sambil tersenyum.

Cara merawatnya juga seerhana, padi organik hanya menggunakan pupuk kompos tanpa tersentuh bahan kimia. Pemupukan cukup dua kali dalam sekali musim tanam. Harganya relatif lebih tinggi dibanding beras biasa seperti jenis 64 dan lainnya.

"Yang jelasnya seperti yang saya rasakan tubuh saya selalu semakin sehat setelah mengkonsumsi beras organik,"kata Latifah seraya mendoakan PT.AR sukses membina petani-petani di daerah itu layaknya kelompok tani Aek Pahu.  

"Beras ini sifatnya tidak ada pengawet, tanpa pewarna, tanpa pestisida dan bahan kimia sintesis lainnya juga tanpa zat pewangi."

Pewarta: Kodir Pohan

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018