Tapanuli Selatan (Antaranews Sumut) - Warga desa Sitaratoit kecamatan Angkola Barat kabupaten Tapanuli Selatan mulai tertarik mengembangkan budidaya lebah madu di daerah itu.
Kepala desa Sitaratoit Isron Pasaribu selaku motivator, di Angkola Barat, Senin, mengatakan tujuan pengembangan lebah madu mendorong pemberdayan masyarakat di dalam dan sekitar hutan di daerah itu.
Lebah madu menurut Isron erat kaitannya dengan keberadaan hutan sekitarnya, dimana pengembangbiakan koloni lebah bergantung keberadaan bunga tumbuhan yang berada di hutan tersebut.
Cara Isron mengembangkan penangkaran lebah cukup sederhana. Bermula dari pembuatan glodok sebagai sarana memancing koloni mau bersarang di dalam glodok yang dipasang.
Glodok sebuah potongan batang kelapa berukuran sekitar 40-60 centimeter yang isi batangnya di kosongkan setelah dibelah dua. Kedua ujung batangnya diberi lubang kecil sebagai pintu masuk keluarnya lebah.
Glodok yang ditempatkan di sekitaran hutan/kebun masyarakat terlebih dahulu di panggang dengan cara di asapi sampai kering. "Aroma glodok yang diasapi dapat merangsang atau memancing koloni lebah untuk bersarang,"sebutnya.
"Kurang lebih 25 hari glodok dibuka untuk mengambil ratu lebah dan selanjutnya ratu lebah di pindahkan ke wadah kotak permanen (penangkar) berbentuk kubus terbuat dari bahan papan berukuran sekitar 30 x 40 cm tinggi 20 cm,"katanya.
Ratu lebah yang disangkarkan di dalam kotak permanen akan menarik kehadiran koloni lebah lainnya untuk membuat sarang yang pada akhirnya akan menghasilkan madu.
"Cara mengenali ratu lebah cukup gampang dari bentuk fisiknya yang lebih besar di antara individu-individu lainnya,"ujarnya.
Untuk sementara ini dari lima penangkar yang ia bagikan ke warga sudah dapat menghasilkan madu lebah asli sekitar 1-1,5 botol/bulan. Sementara sudah ada 35 unit glodok yang sudah ia siapkan untuk dibagikan ke masyarakatnya.
Ia menyebut prospek budidaya lebah madu yang terwujud berkat bapak Hamdan Nasution dirut BUMD Tapanuli Selatan ini sangat berpotensi dalam rangka peningkatan ekonomi warganya atau menambah inkam keluarga peternak lebah tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018
Kepala desa Sitaratoit Isron Pasaribu selaku motivator, di Angkola Barat, Senin, mengatakan tujuan pengembangan lebah madu mendorong pemberdayan masyarakat di dalam dan sekitar hutan di daerah itu.
Lebah madu menurut Isron erat kaitannya dengan keberadaan hutan sekitarnya, dimana pengembangbiakan koloni lebah bergantung keberadaan bunga tumbuhan yang berada di hutan tersebut.
Cara Isron mengembangkan penangkaran lebah cukup sederhana. Bermula dari pembuatan glodok sebagai sarana memancing koloni mau bersarang di dalam glodok yang dipasang.
Glodok sebuah potongan batang kelapa berukuran sekitar 40-60 centimeter yang isi batangnya di kosongkan setelah dibelah dua. Kedua ujung batangnya diberi lubang kecil sebagai pintu masuk keluarnya lebah.
Glodok yang ditempatkan di sekitaran hutan/kebun masyarakat terlebih dahulu di panggang dengan cara di asapi sampai kering. "Aroma glodok yang diasapi dapat merangsang atau memancing koloni lebah untuk bersarang,"sebutnya.
"Kurang lebih 25 hari glodok dibuka untuk mengambil ratu lebah dan selanjutnya ratu lebah di pindahkan ke wadah kotak permanen (penangkar) berbentuk kubus terbuat dari bahan papan berukuran sekitar 30 x 40 cm tinggi 20 cm,"katanya.
Ratu lebah yang disangkarkan di dalam kotak permanen akan menarik kehadiran koloni lebah lainnya untuk membuat sarang yang pada akhirnya akan menghasilkan madu.
"Cara mengenali ratu lebah cukup gampang dari bentuk fisiknya yang lebih besar di antara individu-individu lainnya,"ujarnya.
Untuk sementara ini dari lima penangkar yang ia bagikan ke warga sudah dapat menghasilkan madu lebah asli sekitar 1-1,5 botol/bulan. Sementara sudah ada 35 unit glodok yang sudah ia siapkan untuk dibagikan ke masyarakatnya.
Ia menyebut prospek budidaya lebah madu yang terwujud berkat bapak Hamdan Nasution dirut BUMD Tapanuli Selatan ini sangat berpotensi dalam rangka peningkatan ekonomi warganya atau menambah inkam keluarga peternak lebah tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018