Medan, 5/8 (Antara) - Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan Pemerintah Republik Rakyat Tiongkok menandatangani nota kesepahaman dalam pembangunan sektor kelistrikan dan pengembangan Kawasan Ekonomi Terpadu untuk kemajuan Sumatera Utara.
"MoU (Memorandum of Understanding) dinilai tepat dilakukan karena saling membutuhkan. Sumut butuh investasi lebih banyak khususnya bidang energi, sementara pengusaha RRT seperti Guangdong dan Hubei membutuhkan tempat investasi," kata Gubernur Sumut H T Erry Nuradi dalam keterangan tertulis dari RRT yang diterima di Medan, Jumat.
Guangdong adalah sebuah provinsi di pesisir tenggara RRT yang merupakan provinsi pertama yang menjadi zona ekonomi khusus sehingga menjadi provinsi yang menyumbang GDP terbesar bagi ekonomi RRT.
Melihat peluang untuk mendapatkan investor, maka dalam kunjungan ke RRT selama dua hari, Gubernur Sumut H T Erry Nuradi mengaku merasa penting untuk menjajaki kerja sama dengan para investor di kedua provinsi itu.
Kerja sama antara lain di bidang listrik dan pengembangan kawasan ekonomi terpadu.
"Ternyata keinginan Sumut mencari investor itu disambut hangat pengusaha RRT sehingga ada MoU," katanya.
MoU dilakukan dengan eksekutif China Southern Power Grid Synthesis Energy Co, Ltd , Qun Hua di Guangdong, Jumat, 5 Agustus 2016 setelah pada 4 Agustus menyepakati perjanjian dengan Wakil Gubernur Provinsi Hubei, Ren Zhenhe.
Dengan nantinya terjadi kerja sama membangun sektor kelistrikan dan lainnya termasuk pengembangan kawasan ekonomi terpadu, maka Sumut dipastkan semakin maju.
"Listrik sangat vital bagi investor. Investor akan banyak datang kalau ketersediaan energi itu semakin memadai," katanya.
Salah satu kawasan yang perlu dikembangkan adalah sekitar Danau Toba yang dewasa ini dijadikan pemerintah pusat sebagai salah satu daerah tujuan wisata utama Indonesia.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2016
"MoU (Memorandum of Understanding) dinilai tepat dilakukan karena saling membutuhkan. Sumut butuh investasi lebih banyak khususnya bidang energi, sementara pengusaha RRT seperti Guangdong dan Hubei membutuhkan tempat investasi," kata Gubernur Sumut H T Erry Nuradi dalam keterangan tertulis dari RRT yang diterima di Medan, Jumat.
Guangdong adalah sebuah provinsi di pesisir tenggara RRT yang merupakan provinsi pertama yang menjadi zona ekonomi khusus sehingga menjadi provinsi yang menyumbang GDP terbesar bagi ekonomi RRT.
Melihat peluang untuk mendapatkan investor, maka dalam kunjungan ke RRT selama dua hari, Gubernur Sumut H T Erry Nuradi mengaku merasa penting untuk menjajaki kerja sama dengan para investor di kedua provinsi itu.
Kerja sama antara lain di bidang listrik dan pengembangan kawasan ekonomi terpadu.
"Ternyata keinginan Sumut mencari investor itu disambut hangat pengusaha RRT sehingga ada MoU," katanya.
MoU dilakukan dengan eksekutif China Southern Power Grid Synthesis Energy Co, Ltd , Qun Hua di Guangdong, Jumat, 5 Agustus 2016 setelah pada 4 Agustus menyepakati perjanjian dengan Wakil Gubernur Provinsi Hubei, Ren Zhenhe.
Dengan nantinya terjadi kerja sama membangun sektor kelistrikan dan lainnya termasuk pengembangan kawasan ekonomi terpadu, maka Sumut dipastkan semakin maju.
"Listrik sangat vital bagi investor. Investor akan banyak datang kalau ketersediaan energi itu semakin memadai," katanya.
Salah satu kawasan yang perlu dikembangkan adalah sekitar Danau Toba yang dewasa ini dijadikan pemerintah pusat sebagai salah satu daerah tujuan wisata utama Indonesia.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2016