Panyabungan, 16/1 (Antarasumut) - Petani karet saat sekarang ini di Kabupaten Mandailing Natal (Madina) menjerit akibat harga karet terus mengalami penurunan, dan sebagian petani karet memilih untuk tidak menyadap kebun karetnya karena harganya tidak sebanding dengan kebutuhan sehari-hari. Sabtu ( 16/1 ).

Sejumlah Petani karet yang berhasil di jumpai di Kec.Lingga Bayu mengeluhkan anjloknya harga karet dengan besaran Rp.5000-6000 per kgnya.

Maka kami sebagian petani karet lebih baik tidak melakukan sadapan terhadap pokok karet karena tidak sebanding dengan kebutuhan sehari-hari ditambah saat ini musim penghujan jadi hasil karetnyapun jauh berkurang.
            
Dimana perekonomian kami saat ini jauh turun akibat harga karet semakin anjlok ditambah kebutuhan sehari-hari semakin meningkatkan saja.

Sementara mata pencarian lain untuk beralih propesi tidak ada hanya tergantung dengan sisa panen padi disawah belum lama ini kata riswan warga Kecamatan Lingga Bayu. 

Sejumlah petani karet saat di jumpai di salah satu tempat nongkrong para penyadap karet. 

Bagi pemilik karet yang perekonomianya sudahcukup memilih untuk tidak menyadap karetnya, karena harganya terlalu murah sementara para penyadap karet terpaksa menganggur sambil mencari pekerjaan lainya.

Berbeda disampaikan petania karet lainya” dikatakanya saat ini memang kebun karetnya sudah lima bulan tidak lagi disadap akibat murahnya harga karet.

Akan tetapi memilih untuk beralih propesi mencari kayu bakar untuk dijual kewarung-warung  makan karena bila tetap pokok karet disadap harganya tidak cukup untuk kebutuhan sehari-hari disamping itu karetnya tidak mengental akibat di gunyur hujan setiap hari katanya.

Untuk itu diminta pada  pemerintah segera mengambil langkah akibat anjloknya harga karet bila ini terus dibiarkan maka kami petani karet akan terus mengalami nasib serba kekurangan karena sangat sulit untuk mencari nafkah belakangan ini sementara kita tidak memiliki kemampuan lain untuk kerja di perusahaan.

Pewarta: Mansur

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2016