Medan, 19/1 (ANTARA) - Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumatera Utara mengungkapkan volume ekspor karet pengusaha provinsi itu pada tahun 2012 berkurang 46.715 ton dari 2011 yang sudah mencapai 537.669 ton.
"Tahun 2012 volume ekspor karet pengusaha Sumut turun 8,69 persen dari 2011 yang sebesar 537.669 ton atau tinggal 490.954 ton," kata Sekretaris Eksekutif Gapkindo Sumut, Edy Irwansyah, di Medan, Sabtu.
Dia menegaskan, data itu adalah hasil laporan eksportir karet anggota Gapkindo Sumut.
Untuk diketahui, kata dia, banyak juga ekspor karet dari Pelabuhan Sumut milik pengusaha daerah lain.
"Belawan kan salah satu pelabuhan utama di Sumatera, jadi banyak juga pengapalan karet maupun komoditas lain milik pengusaha dari daerah lain melalui pelabuhan tersebut,"katanya.
Menurut dia, berdasarkan data, penurunan ekspor karet Sumut itu disebabkan adanya faktor kebijakan pengurangan karet yang dilakukan Indonesia, Thailand dan Malaysia, maupun akibat dampak berkurangnya produksi,"katanya.
Degan berkurangnay volume ekspor, jelas devisa Sumut dari ekspor karet itu juga lebih rendah dari 2011.
Devisa semakin lebih rendah tahun lalu, karena hampir sepanjang tahun harga juga tren melemah.
Eksportir karet Sumut, Tjoe Min fat, menyebutkan, ekspor karet masih menjanjikan keuntungan karena permintaan yang masih tetap ada dari tahun ke tahun.
"Bisnis karet itu semakin menjanjikan kalau perekonomian dunia semakin bagus karena membaiknya keuangan akan sangat berpengaruh pada daya beli masyarakat atas barang jadi karet seperti ban kenderaan di berbagai negara,"katanya.
Menurut Tjoe, langkah Indonesia, Malaysia dan Thailand yang menahan ekspor karet hingga Maret mendatang diperkirakan bisa membantu kenaikan harga yang dewasa ini masih berfluktuasi di kisaran 2,5 an dolar AS hingga 3-an dolar AS per kg.
Akibat harga ekspor berfluktuasi maka harga bahan olah karet (bokar) di tingkat pabrikan juga naik-turun dengan kisaran Rp23 ribuan hingga Rp26 ribuan per kg.***3*** (T.E016/B/M019/M019) 19-01-2013 20:16:34