Medan (ANTARA) - Melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) bertajuk “Merajut Kolaborasi untuk Sumut Berkah dan Indonesia Maju” yang telah dilaksanakan pada tanggal 5 Mei 2025 Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Muhammad Bobby Afif Nasution telah memaparkan visi, misi, program prioritas, sasaran makro Pembangunan Sumut 2025-2029, dan strategi pembangun berbasis wilayah.
Visi Bobby Nasution untuk Pembangunan Sumut 5 tahun kedepan adalah “Kolaborasi SUMUT Berkah menuju Sumatera Utara Unggul, Maju dan Berkelanjutan”. Visi ini akan diwujudkan melalui beberapa misi strategis sebagai berikut: pertama, meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Kedua, menjaga stabilitas makro ekonomi daerah. Ketiga, meningkatkan kualitas tata kelola pemerintah. Keempat, mengembangkan dan menata infrastruktur yang berkualitas, estetik dan ramah lingkungan. Dan kelima, memperkuat ketahanan sosial dan budaya untuk membangun Masyarakat Sumut yang Tangguh.
Berdasarkan Musrenbang 2025, Bobby Nasution yang berpasangan dengan Surya ini telah menetapkan beberapa sasaran makro pembangunan untuk periode 2025-2029. Berikut adalah beberapa target utama yang ingin dicapai untuk kepemimpinan lima tahu kedepan: pertama, Pertumbuhan ekonomi ditargetkan meningkat dari 5,03% menjadi 7,6%. Kedua, PDRB per kapita naik dari Rp 73,57 juta menjadi Rp 115,3 juta. Ketiga, Kontribusi PDRB provinsi meningkat dari 5,21% menjadi 5,30%.
Keempat, Penurunan angka kemiskinan dari 7,19% menjadi 3,82%-2,82%. Kelima, Tingkat pengangguran terbuka turun dari 5,60% menjadi 5,20%-4,74%. Keenam, Indeks modal manusia meningkat dari 0,53 menjadi 0,57poin. Ketujuh, Indeks gini ratio turun dari 0,306 menjadi 0,291-0,287poin. Kedelapan, Indeks kualitas lingkungan hidup naik dari 73,96 menjadi 77,87 poin. Dan kesembilan, Penurunan intensitas emisi gas rumah kaca dari 1% menjadi 16,88%.
Untuk mencapai target sasaran yang telah ditetapkan untuk lima tahun kedepan, telah dirumuskan strategi Pembangunan berbasis Kawasan. Mengacu pada kerangka RPJMN 2025-2029 mengenai strategi pengembangan wilayah, telah ditetapkan lima Kawasan prioritas Pembangunan di provinsi Sumut, yaitu: pertama, Kawasan pertumbuhan.
Kedua, Kawasan komoditas unggulan. Ketiga, Kawasan swasembada pangan, air dan energi. Keempat, kawasan afirmasi. Dan Kelima, Kawasan konservasi/rawan bencana.
Berikut melalui gambar di bawah ini dipetakan lima Kawasan prioritas Pembangunan Sumut:
Berikut melalui gambar dibawah ini dipetakan lima Kawasan prioritas Pembangunan Sumut:

Program Prioritas
Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, telah menetapkan 17 program prioritas untuk mencapai visi dan misi serta target makro pembangunan Sumut 2025-2029. Program-program ini mencakup berbagai sektor utama, termasuk ekonomi, infrastruktur, pendidikan, dan lingkungan.
Berikut ke 17 program prioritas tersebut. 1) Pendidikan melalui program Sekolah Unggulan Berbasis Peningkatan Skill yang berhubungan dengan kebutuhan industri dan potensi wilayah di tingkat lokal. 2). Pemberdayaan perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas dalam berkarya dan berprestasi. 3) Kesehatan yang terintegrasi di beberapa titik kawasan yang menjadi sentra layanan Kesehatan Masyarakat Terpadu. 4) Pemberantasan kemiskinan melalui perlindungan dan pemberdayaan masyarakat rentan secara menyeluruh dan tepat sasaran. 5) Penguatan stabilitas makro ekonomi dan kesinambungan fiskal daerah.
6) Pengembangan ekonomi hijau dan biru. 7) Ketahanan pangan melalui penguatan nilai budaya dan kearifan lokal agar diversifikasi hasil pertanian menjadi lebih produktif dan berdampak pada kesejahteraan masyarakat lokal. 8) Pariwisata yang menggerakkan potensi alam lokal di pedesaan dan perkotaan dengan melibatkan partisipasi masyarakat secara langsung (Komunitas, Pemerintah Daerah/Desa/Kelurahan dan Pengusaha Lokal). 9) Ekonomi kreatif dan industri berbasis teknologi.
10) Reformasi birokrasi dan tata kelola pemerintahan. 11) Transformasi digital dan inovasi teknologi pada pelayanan publik dan perekonomian masyarakat. 12) Infrastruktur dengan prioritas jalan, jembatan, dan irigasi yang langsung berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat lokal.13) Pengembangan sistem logistik dan transportasi yang mendukung pengembangan ekonomi dan daya saing.
14) Pengelolaan lingkungan dan sumber daya alam secara berkelanjutan dan berketahanan terhadap bencana. 15) Melanjutkan Pembangunan Berbasis Desa 16) Meningkatkan ketahanan sosial dan budaya yang mendukung suasana yang harmonis, toleran, dan rukun. 17) Terciptanya Kehidupan yang Lebih Aman dan Tertib.
Pembangunan Rendah Karbon
Pembangunan Rendah Karbon (PRK) adalah platform baru pembangunan yang bertujuan untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi dan sosial melalui kegiatan pembangunan beremisi Gas Rumah Kaca (GRK) rendah dan meminimalkan eksploitasi SDA. Strategi ini merupakan bagian dari upaya peralihan menuju ekonomi hijau dan keberlanjutan, yang mendukung visi Indonesia maju 2045 serta target netral karbon pada tahun 2060.
Pembangunan rendah karbon merupakan sebuah pendekatan Pembangunan yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan. Untuk mencapai keseimbangan tersebut tujuan khusus yang harus dicapai adalah:
Pertama, Menekan emisi gas rumah kaca, dengan mengurangi jumlah karbon yang dilepaskan ke atmosfer untuk mengurangi dampak perubahan iklim. Kedua, Mendorong transisi ke ekonomi hijau, dengan mengembangkan sistem ekonomi yang berkelanjutan dengan memanfaatkan energi terbarukan dan teknologi ramah lingkungan.
Ketiga, Meningkatkan kesejahteraan Masyarakat, dengan menjaga kualitas lingkungan, strategi ini membantu menciptakan kondisi hidup yang lebih sehat dan nyaman bagi masyarakat. Dan keempat, Mewujudkan target netral karbon, dengan ambisi untuk mencapai Net Zero Emission pada tahun 2060 atau lebih cepat dengan dukungan internasional.
Dalam upaya mewujudkan pembangunan rendah karbon, terdapat enam sektor utama yang menjadi fokus intervensi di Indonesia: Pertama, sektor energi berperan dalam meningkatkan pemanfaatan energi terbarukan serta efisiensi energi, sekaligus mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.
Kedua, sektor kehutanan bertujuan untuk menjaga kelestarian hutan, mengurangi deforestasi, serta memperkuat program reforestasi dan restorasi lahan.
Ketiga, sektor pertanian menerapkan teknik bertani yang lebih berkelanjutan guna menekan emisi dari produksi agrikultur serta meningkatkan pemanfaatan sumber daya secara efektif. Keempat, sektor industri berupaya mengembangkan metode produksi yang lebih ramah lingkungan dengan mengurangi penggunaan bahan berbahaya serta meningkatkan efisiensi dalam pemanfaatan sumber daya.
Kelima, sektor transportasi didorong untuk beralih ke kendaraan berbasis listrik, memperbaiki sistem transportasi publik, dan mengurangi emisi kendaraan bermotor. Dan keenam, sektor limbah menekankan pada pengelolaan sampah yang lebih baik, penerapan konsep daur ulang, serta ekonomi sirkular guna meminimalkan limbah.
Komitmen Bobby Nasution
Sejak menjadi Wali Kota Medan, Bobby Nasution telah meluncurkan berbagai inisiatif ramah lingkungan, terutama dalam pengelolaan sampah. Ia menerapkan teknologi Alfimer (Advanced Land Fill Mining With Material & Energy Recovery) di TPA Terjun, yang mengubah sampah menjadi pupuk organik dan bahan bakar industri. Selain itu, ia menetapkan enam kawasan bebas sampah, mencakup beberapa kecamatan dan pasar, guna meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah.
Untuk memperbaiki sistem pengelolaan limbah, Bobby Nasution mengubah metode dari open dumping ke sanitary landfill dan mendorong percepatan pembangunan TPA Regional. Tak hanya itu, Pemko Medan juga berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam program Menabung Sampah di Bank Sampah Sekolah, bekerja sama dengan Bank BNI dan PT Indonesia Bebas Sampah.
Bobby Nasution telah mengambil langkah konkret dalam mengembangkan transportasi ramah lingkungan di Medan. Salah satu upayanya adalah peluncuran bus listrik gratis, sebagai bagian dari modernisasi transportasi publik berbasis jalan raya. Program ini merupakan hasil kerja sama Pemkot Medan dengan PT Kalista dan J-City, tanpa menggunakan dana APBD.
Selain itu, Bobby mendukung Program One Day No Car, yang mendorong penggunaan transportasi umum dan mengurangi polusi udara. Program ini mewajibkan Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Pegawai Harian Lepas (PHL) di lingkungan Pemko Medan untuk tidak menggunakan kendaraan bermotor setiap hari Selasa.
Sebagai bentuk komitmen terhadap transportasi berkelanjutan, Medan juga telah beralih ke transportasi listrik dengan menghadirkan 60 unit bus listrik baru. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan layanan transportasi massal yang lebih bersih dan efisien.
Tatkala menjabat sebagai Gubernur, Bobby Nasution telah merancang strategi pembangunan rendah karbon dengan berbagai pendekatan yang mencakup aspek lingkungan, ekonomi, dan sosial. Salah satu target utamanya adalah menurunkan emisi hingga 16,88 %, yang bertujuan untuk mengurangi dampak perubahan iklim dan meningkatkan kualitas udara. Selain itu, ia berupaya meningkatkan indeks lingkungan Indeks kualitas lingkungan hidup menjadi 77,87 poin.
Dalam program prioritasnya, Bobby Nasution menekankan pengembangan Ekonomi Hijau dan Ekonomi Biru. Ekonomi Hijau berfokus pada investasi dalam energi terbarukan, industri berkelanjutan, dan teknologi ramah lingkungan, sementara Ekonomi Biru bertujuan untuk mengoptimalkan sektor kelautan dan perikanan dengan pendekatan berkelanjutan, termasuk konservasi ekosistem laut dan pemanfaatan sumber daya air secara bijak.
Selain itu, ia juga merancang kebijakan pengelolaan sumber daya alam (SDA) yang berkelanjutan dan tahan bencana, dengan meningkatkan ketahanan terhadap bencana melalui perencanaan tata ruang yang lebih baik serta mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam tanpa merusak ekosistem.
Untuk mendukung mobilitas yang lebih bersih, ia mendorong penggunaan transportasi ramah lingkungan, termasuk kendaraan listrik dan transportasi publik berbasis energi bersih, serta mengembangkan infrastruktur hijau.
Dalam sektor energi, Bobby Nasution berkomitmen pada penguatan Energi Baru Terbarukan (EBT) dengan mempercepat transisi ke sumber energi seperti tenaga surya, angin, dan hidro, serta meningkatkan efisiensi energi di sektor industri dan rumah tangga. Ia juga menekankan pentingnya pengelolaan sampah berbasis ekonomi sirkular, dengan mendorong daur ulang dan pengurangan limbah plastik.
Di bidang pertanian dan perkebunan, ia mengembangkan konsep pertanian dan perkebunan berkelanjutan, yang mencakup penggunaan pupuk organik, teknik irigasi hemat air, serta pendekatan agroforestri untuk menjaga keseimbangan ekologi. Dalam sektor kehutanan, ia berupaya melakukan reboisasi dan konservasi hutan, serta menerapkan kebijakan perlindungan hutan dari eksploitasi berlebihan.
Terakhir, dalam sektor industri, ia mendorong transformasi menuju industri yang lebih ramah lingkungan, dengan mengembangkan teknologi yang dapat mengurangi jejak karbon dalam proses produksi.
Menata Masa Depan
Sebagai pemimpin yang berorientasi pada masa depan, Bobby Nasution telah membuktikan komitmennya dalam mewujudkan pembangunan rendah karbon melalui visi, misi, dan program prioritas yang dirancang dengan penuh strategi. Dengan menitikberatkan pada pengurangan emisi, penguatan ekonomi hijau dan biru, serta pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan, ia menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi dan kelestarian lingkungan dapat berjalan beriringan.
Keseriusan dalam transportasi ramah lingkungan, penguatan energi terbarukan, dan pengelolaan sampah yang lebih efisien semakin menunjukkan tekadnya dalam membangun masa depan yang lebih hijau dan tangguh terhadap perubahan iklim. Melalui pendekatan yang holistik, ia tidak hanya berupaya mengurangi jejak karbon, tetapi juga menciptakan ekosistem yang mendukung kesejahteraan masyarakat secara luas.
Upaya ini mencerminkan kesadaran bahwa keberlanjutan bukan sekadar sebuah pilihan, tetapi sebuah keharusan bagi generasi mendatang. Dengan langkah-langkah yang telah dirancang, Bobby Nasution menegaskan bahwa pembangunan rendah karbon adalah bagian dari fondasi menuju keseimbangan antara kemajuan dan kelestarian lingkungan --mewujudkan harapan akan masa depan yang lebih hijau, lebih bersih, dan lebih berkelanjutan bagi semua.
***) Penulis adalah Ketua Forum Masyarakat Literasi Indonesia, dan Alumni Program Doktor Studi Pembangunan USU