Medan (ANTARA) - Majelis Adat Budaya Melayu Indonesia (MABMI) melakukan upaya penyelamatan lahan-lahan milik etnis melayu di Sumatera Utara yang dikonsesikan atau dipinjamkan kepada pihak lain.
Dalam buka puasa bersama PB MABMI di Medan, Sabtu (15/3) malam, Penasihat Pengurus Besar (PB) MABMI Syakhyan Asmara mengatakan, pihaknya telah melakukan sejumlah langkah untuk mewujudkan rencana itu.
Diantaranya dengan membentuk tim yang diberi nama Gerakan Masyarajat Melayu Berdaulat (GMMB) yang akan menelusuri lahan-lahan milik etnis melayu di Sumut yang dikonsesikan.
Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Komisi A DPRD Sumut yang membidangi politik dan agraria untuk menyikapi keberadaan lahan milik etnis Melayu yang dipinjamkan kepada pihak lain.
Ketua GMMB Tengku Daniel Mozart mengatakan, sangat banyak lahan milik etnis melayu yang dipinjamkan kepada pihak lain dan telah berlangsung sangat lama.
Pihaknya boordinasi dengan pemangku kepentingan utama di bidang pertanahan melayu seperti Kesultanan Deli, Kesultanan Serdang, dan Kesultanan Langkat untuk mengetahui lahan-lahan yang dikonsesikan.
Dari koordinasi itu, diketahui beberapa lokasi lahan milik etnis melayu yang dipinjamkan, seperti berada di Kota Medan, Kabupaten Deliserdang, Kabupaten Langkat, Kabupaten Serdang Bedagai, dan Kabupaten Asahan.
GMMB telah mendata tanah milik melayu menjadi konsesi yang dipinjamkan ke PTPN di Sumut atau bekas lahan PTPN yang telah dialihkan ke swasta dan diharapkan dapat dikembalikan.
“Jika tidak dapat dikembalikan lagi, perlu ada kompensasi,” katanya.
GMMB juga telah mendapatkan kembali lahan ribuan hektare yang telah dikonsesikan kepada perusahaan perkebunan sawit swasta di Kabupaten Asahan.
“Lahan ribuan hektare itu telah kini diberdayakan oleh masyarakat melayu Asahan,” kata Tengku Daniel.
Kegiatan buka puasa bersama itu dihadiri sejumlah tokoh melayu seperti mantan Kakanwil Kementerian Agama Sumut dan mantan Ketua MUI Kota Medan Prof Dr M Hatta, mantan Dekan Fakultas Tarbiaya UINSU Prof Dr Fajcruddin Azmi, mantan Ketua Umum PSSI Prof Dr Djohar Arifin, dan mantan Rektor Institut Teknologi Medan (ITM) Prof Dr Ilmi Abdullah.