Samosir (ANTARA) -
Pendeta Tahan Pandiangan selaku Pimpinan Sidang Gereja Pentakosta Indonesia (GPI) Pandiangan, Nainggolan, Samosir, menghimbau masyarakat Kabupaten Samosir untuk memilih calon kepala daerah dan wakil kepala daerah yang memiliki integritas dan mengayomi masyarakat di Pilkada serentak 27 November 2024 mendatang.
Demikian disampaikan Tahan ketika diwawancarai ANTARA usai mengikuti ibadah kebaktian yang dihadiri Calon Bupati Samosir dari nomor urut 2, Vandiko Gultom di Desa Sinaga Uruk Pandiangan, Kecamatan Nainggolan, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, Minggu (13/10).
Ia mengatakan pada perhelatan demokrasi rakyat, Gereja sebagai lembaga tidak terlibat dalam politik praktis kekuasaan.
Kendati demikian, menurut Pimpinan Sidang GPI Pandiangan itu, GPI wilayah Samosir yang saat ini memiliki total 58 Sidang (sektor) tersebar di seluruh kecamatan, Gereja tidak boleh diam karena berkewajiban menyuarakan prinsip-prinsip moral yang menjadi tuntutan dan inspirasi dalam kehidupan politik.
"Pilih pemimpin yang memiliki pikiran, perasaan dan hati untuk rakyatnya. Pilih pemimpin yang berkompeten dan berintegritas memiliki kemampuan mengayomi serta menggerakkan masyarakat bersama mencapai kesejahteraan. Pembangunan Kabupaten Samosir yang saat ini sudah dikenal hingga penjuru Indonesia dan dunia, butuh keberlanjutan pembangunan bukan lagi jadi ajang uji coba melainkan yang sudah teruji dan terbukti berbuat bagi Samosir," sebut Tahan.
Bahkan, kata Tahan menambahkan, selain pemerataan pembangunan infrastruktur, Samosir butuh pemimpin yang bervisi pembangunan holistik dan spiritual memperjuangkan harkat dan martabat pribadi manusia.
"Tentunya tak hanya sekedar dimensi sosial, ekonomi, politik dan ekologi. Terutama masyarakat miskin di Samosir yang benar-benar membutuhkan uluran tangan," lanjut dia.
Tahan juga berharap para calon kepala daerah yang saat ini sedang bersaing merebut hati masyarakat Samosir untuk berkompetisi secara sportif dalam ajang pesta demokrasi dengan mengedepankan nilai-nilai Kristiani.
"Berkampanye bersihlah tanpa mengumbar kebencian, menyebar informasi berita bohong/palsu serta mempolitisasi SARA," kata Tahan mengakhiri.