Medan (ANTARA) - Jalan merupakan urat nadi transportasi penting dan strategis. Marga tidak hanya untuk menyibak isolasi daerah terpencil, tapi juga vital untuk mendorong mobilitas penduduk sekaligus memacu pertumbuhan ekonomi kawasan.
Menyadari pentingnya konektivitas antarwilayah di Tanah Air, Presiden Jokowi melalui kebijakan strategisnya membangun jalan tol di berbagai daerah, termasuk di Pulau Sumatera, yang kemudian diberi nama Tol Trans Sumatera.
Pembangunan ruas Tol Trans Sumatera menghubungkan Provinsi Lampung hingga Aceh, meski baru sebagian yang selesai dan dioperasikan. Walakin, masyarakat saat ini mulai merasakan manfaat dari konektivitas jalan tol lintas provinsi tersebut.
Interkoneksi Tol Trans Sumatera Aceh-Lampung itu akan melalui 24 ruas jalan berbeda, dengan panjang keseluruhannya mencapai 2.704 kilometer.
Terkoneksinya ruas Tol Trans Sumatera diharapkan mampu melayani berbagai kebutuhan dan dapat menghubungkan transportasi masyarakat, perdagangan, mengurangi biaya logistik, serta memperpendek waktu tempuh antarprovinsi.
Segera terkoneksinya jalan tol ke seluruh provinsi di Pulau Sumatera itu memang ditunggu masyarakat, termasuk para pelaku usaha, terutama di Provinsi Sumatera Utara.
Sumatera Utara merupakan provinsi yang selama ini menjadi sentral pertumbuhan ekonomi, mengingat banyak industri dan perusahaan besar beroperasi di provinsi berpenduduk sekitar 15 juta jiwa tersebut.
Sumatera Utara juga telah memainkan peran penting dalam perekonomian nasional, apalagi daerah ini dianugerahi beragam potensi sumber daya alam yang melimpah, seperti karet, kelapa sawit, hingga pariwisata.
Wilayahnya yang berbatasan dengan Selat Malaka dan Samudera Hindia, menempatkan Sumatera Utara di posisi strategis di sektor perdagangan, termasuk di bidang impor dan ekspor antarnegara.
Khusus di bidang pariwisata, provinsi dengan penduduk beragam etnis itu memiliki sejumlah objek wisata potensial yang layak dikunjungi wisatawan, seperti Danau Toba dan Brastagi. Selain itu, Sumatera Utara juga kaya wisata budaya dan situs sejarah.
Pembangunan ruas tol yang menghubungkan Langkat hingga ke Parapat itu diharapkan dapat menarik kunjungan lebih banyak wisatawan domestik dan wisman untuk menikmati keindahan objek wisata Danau Toba.
Tersambungnya Tol Langkat hingga Parapat memudahkan akses dan mempercepat waktu tempuh bagi wisatawan, terutama dari Aceh, yang akan berlibur dan berwisata ke kawasan Danau Toba, tanpa harus singgah ke Kota Medan.
Apalagi, Danau Toba merupakan salah satu destinasi wisata utama di Sumatera Utara, yang pembangunan infrastrukturnya kian menggeliat karena masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) yang bertujuan membangun Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN).
Jumlah wisatawan ke Danau Toba pada 2023 saja sekitar dua juta orang atau naik 100 persen dibanding tahun sebelumnya. Makin membaiknya infrastruktur di objek wisata ini diperkirakan menambah animo turis dalam dan luar negeri melancong ke Danau Toba pada tahun-tahun mendatang.
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyebutkan bahwa di Danau Toba, selama 2023, nilai investasi yang masuk untuk penanaman modal dalam negeri atau PMDN senilai 35,15 juta juta dolar AS, sedangkan penanaman modal asing atau PMA sebesar 6,13 juta dolar AS.
Memangkas waktu tempuh
Infrastruktur jalan raya sangat penting untuk meningkatkan konektivitas transportasi, terutama untuk kunjungan wisatawan domestik seperti dari Aceh, Riau, Sumatera Barat menuju objek-objek wisata di Sumatera Utara, termasuk ke kawasan Danau Toba.
Sebelum Tol Sinaksak dioperasikan, transportasi darat dari Kota Medan masuk melalui pintu tol Amplas ke Tebing Tinggi dengan waktu tempuh sekitar 45 menit, kemudian melintasi jalan nasional selama 180 menit jika tidak macet sampai ke Parapat. Akan tetapi, kini dari pintu tol Amplas (Medan) ke Kota Siantar hanya butuh waktu 120 menit.
Hemat waktu tempuh transportasi darat dari Kota Medan ke Parapat itu diharapkan tidak hanya meningkatkan kunjungan wisatawan, tapi akan mendorong semangat pelaku wisata berinvestasi lebih serius di kawasan wisata Danau Toba.
Selain itu, tersambungnya Tol Trans Sumatera dari Kota Medan sampai ke Sinaksak, dipastikan juga menambah gairah pelaku ekonomi di kota dagang Siantar. Siantar termasuk salah satu kota terbesar di Provinsi Sumatera Utara.
Kemudahan transportasi melalui konektivitas jalan Tol Trans Sumatera juga menjadi kabar gembira bagi petani, pedagang, hingga masyarakat yang berusaha di bidang perkebunan di kawasan lintas Sumatera itu.
“Alhamdulillah, tersambungnya jalan tol ini berita gembira (bagi kami), sebab semakin dekat jarak kami untuk berbelanja berbagai kebutuhan dari Medan untuk dibawa ke tempat kami,” kata Kodir, pedagang di Sipirok, Tapanuli Selatan.
Selain Parapat, sejumlah objek wisata yang menarik dikunjungi di jalur lintas Sumatera, antara lain, objek wisata Aek Sijorni, Tor Simago-mago di Sipirok, Kaldera Balige, serta Pulau Samosir.
Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) Jimmy Bernando Panjaitan menyatakan beroperasinya Tol Sinaksak Kabupaten Simalungun akan memangkas waktu tempuh ke kawasan wisata Danau Toba.
"Masyarakat Danau Toba tentunya berterima kasih kepada Presiden Jokowi atas diresmikannya Tol Sinaksak. Tol ini merupakan alternatif untuk mempercepat perjalanan dari Kota Medan ke Danau Toba," katanya.
Sebelumnya, waktu tempuh dari Kota Medan menuju Parapat atau Danau Toba bisa menelan 4--5 jam, namun dengan beroperasinya jalan tol Sinaksak itu maka bisa dicapai 1,5 sampai 2,5 jam.
Oleh karena itu, beroperasinya Tol Sinaksak dinilai penting untuk meningkatkan kunjungan wisatawan, terutama para pelancong yang datang dari Kota Medan ke tempat tujuan wisata andalan di provinsi tersebut.
"Ruas tol Sinaksak ini merupakan harapan bagi para pelaku pariwisata dan investor agar lebih bersemangat untuk menciptakan produk-produk ekonomi baru. Saya pikir ini akan membuat Danau Toba maju dan membangkitkan ekonomi masyarakat kawasan ini," ujar Dirut BPODT.
Pembangunan infrastruktur yang masif di kawasan Danau Toba makin menumbuhkan kepercayaan diri para investor untuk mempercepat pengembangan industri pariwisata. Hasil dari pembangunan yang saat ini dikerjakan bisa dilihat dalam beberapa tahun ke depan.
Pembangunan jalan tol yang dimulai sejak 2018 tersebut merupakan bagian penting dari rencana besar Pemerintah untuk menyelesaikan proyek Jalan Tol Trans Sumatera.
Keberadaan Tol Sinaksak diproyeksikan bakal mendorong tumbuhnya pusat ekonomi baru di koridor Binjai--Langsa dan Tebing Tinggi--Parapat serta menambah daya saing daerah dan sistem logistik. Mobilitas orang dan barang juga bakal makin cepat.
Editor: Achmad Zaenal M
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Memacu pariwisata Sumut via interkoneksi Tol Trans Sumatera