Drama Sampuraga ramaikan malam budaya bahasa di Mandailing Natal
Minggu, 1 September 2024 17:37 WIB 1973
Tiga penulis cerpen terbaik menerima hadiah berupa uang pembinaan, sertifikat, dan piala. Sementara, pemenang ende diambil enam besar.
Iqbal mengungkapkan, tahun depan akan dilaksanan perlombaan kuling-kuling acca.
"Ini bagian dari pelestarian budaya di Mandailing yang hampir hilang," tuturnya.
Lulusan Universitas Sumatera Utara ini mengatakan, langkah pelestarian budaya harus dilakukan secara bertahap.
Kepala Bidang Kebudayaan pada Dinas Pendidikan Madina, Liliana Asaliah Lubis menyampaikan apresiasi atas terlaksananya acara tersebut.
"Tahun depan akan ada acara seperti ini di kabupaten," ujarnya.
Liliana mengungkapkan, hanya ada dua komunitas atau sanggar di Sumut yang menerima fasilitasi Kebahasaan dan Kesastraan.
"Dengan dukungan dan dorongan dari pemerintah serta kolaborasi dengan budayawan, bukan tak mungkin budaya Mandailing Natal go internasional," tutupnya.
Camat Siabu Sudrajat menilai acara ini merupakan bagian dari mengangkat harkat dan martabat budaya Mandailing. Sejarah dan momentum yang baik untuk terus menguatkan budaya, terlebih belakangan tergerus oleh kemajuan teknologi," sebutnya.
Perwakilan Badan Pelestarian Budaya, Nasrul Hamdani menyebutkan, Mandailing adalah entitas kebudayaan tersendiri dan telah ditetapkan pemerintah tahun 2022.
Mandailing punya sejarah panjang. Bahkan generasi terpelajar pertama di Sumatera adalah orang Mandailing.
"Keberlanjutan bahasa dan budaya ada di tangan generasi sekarang," sebut Nasrul.
Di sisi lain, dia juga mengapresiasi lomba menulis cerpen berbahasa Mandailing. Dengan lomba ini, Nasrul berharap muncul penulis baru dengan karya seperti M Kasim Dalimunthe atau Mochtar Lubis.
"Penulis banyak lahir dari Mandailing dan penulis baru harus terus lahir. Untuk itu apresiasi kepada sanggar Samisara yang telah menjembatani," pungkasnya.