“Seperti apa, sih, sekolah yang kita cita-citakan? Sekolah yang pembelajarannya berpusat kepada murid, bukan berpusat kepada birokrasi atau administrasi. Kita ingin punya cita-cita sekolah yang punya iklim yang inklusif, yang aman, dan merayakan kebhinekaan,” tuturnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) Adi Prihantara menyampaikan, daerahnya turut melakukan transformasi pendidikan dengan melibatkan seluruh pihak untuk saling bergotong royong.
“Dampak yang utama -dirasakan- dalam Merdeka Belajar adalah bagaimana pendidikan bisa dijalankan kepada seluruh anak di kepulauan dengan bergotong royong, ada komunitas, guru, kepala sekolah, pengawas, semuanya berperan,” kata Adi.
Menurutnya, kearifan lokal menjadi kekuatan dalam penerapan kurikulum merdeka di daerah-daerah.
“Yang paling utama adalah bagaimana konten atau kearifan lokal bisa masuk ke dalam kurikulum merdeka belajar,” katanya.
Ke depan, pihaknya akan terus mengembangkan kompetensi tenaga didik untuk mewujudkan sistem pemerintahan yang berbasis elektronik.
“Kurikulum merdeka akan terus dikembangkan dan sekarang dari sudut pemerintah provinsi, kami ingin mengembangkan kompetensi tenaga didik, sehingga mereka juga memperoleh kemampuan, pengetahuan yang lebih, khususnya di dunia digital di mana saat ini sedang kita kembangkan menuju pemerintahan berbasis elektronik,” katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Nadiem sebut kepemilikan bersama kunci sukses Gerakan Merdeka Belajar
