Medan (ANTARA) - Pelaksanaan haji tahun 2024 telah selesai dan berjalan dengan baik dan sukses. Satu doa bersama yang terdalam dari seluruh jamaah haji untuk kelancaran ibadah haji dengan raihan haji mabrur.
Kendati demikian, menjadi suatu keniscayaan untuk melakukan suatu evaluasi produktif dan konstruktif untuk terus berbenah memberikan layanan terbaik untuk tamu-tamu Allah dalam melaksanakan rangkaian ibadah haji.
Rektor UINSU, Prof. Dr. Nurhayati, M.Ag merespon dinamika dan terobosan-terobosan baru yang menjadi kebijakan Menteri Agama RI Yaqut Chalil Qoumas setidaknya mengacu pada beberapa indikator keberhasilan.
Pertama, kebijakan murur bagi jamaah haji. Kebijakan ini merupakan suatu fasilitas untuk memudahkan proses rangkaian haji dari mulai kemudahan transportasi dan hal terkait.
Pada sisi lain, kebijakan sangat membantu dan perhatian khusus bagi jamaah haji lanjut usia (lansia), difabel, dan jamaah yang memiliki penyakit yang memungkinkan mengalami resiko tinggi. Kebijakan ini tentunya sejalan dengan maqashid syariah yang poin pentingnya hifz al nafs (menjaga dan memelihara diri).
Dilatari haji merupakan ibadah bersifat badaniyah yang melibatkan pergerakan dan kesehatan fisik tentu menjadi suatu keniscayaan kebijakan murur menangkap semangat tujuan syariah.
Kedua, pelayanan digital kawal haji. Pelayanan ini dimaksudkan untuk memudahkan seluruh jamaah haji untuk menyampaikan informasi dan aspirasi selama pelaksanaan ibadah haji. Dengan kata lain, proses rangkaian ibadah haji tidak ada yang hilang dan luput catatan digital.
Pelayanan ini juga sekaligus memberikan kemudahan dalam fast track dan yang berkaitan dengan administrasi imigrasi para jamaah haji dan yang sejenisnya.
Ketiga, pelayanan prima dan totalitas petugas haji. Ujung tombak keberhasilan ujung pelayanan terhadap jamaah haji tidak terlepas dari keseriusan , kesungguhan dan totalitas para petugas haji dalam melayani jamaah.
Menteri Agama dan memastikan bahwa seluruh petugas harus ready dalam melayani kepentingan jamaah haji. Kemampuan para petugas haji dalam sektor layanan administrasi dan kesehatan dengan bekal keilmuan dan keahlian bidang masing-masing memberikan kenyamanan bagi para jamaah.
Menariknya, pelayanan yang diberikan tahun demi tahun bertambah baik, misalnya makan untuk jamaah haji beberapa tahun sebelumnya hanya dua sekali dan sekarang telah tiga kali sehari dan demikian pada sektor-sektor lainnya.
Keempat, kolaborasi dan kerjasama antar kementerian. Satu indikator keberhasilan pelaksanaan haji tahun 2024 juga tidak terlepas dari leading sektor Kementerian Agama dengan kementerian Kesehatan dan Perhubungan dalam memberikan pelayanan terbaik kepada para jamaah haji.
Satu prestasi yang pantas diapresiatif sehingga perjalanan ibadah haji terselenggara dengan baik.
Kelima, Penambahan kuota haji. Menarik sekali apa yang ditegaskan Menteri Agama bahwa pada sesi pertemuan dengan Kementerian Haji dan Umrah Saudi Arabia bahwa Indonesia pada tahun akan datang telah diberikan porsi sebanyak 221 ribu jamaah haji dari Indonesia.
Fakta ini menunjukkan kepuasan dan keberhasilan Kementerian Agama mengelola pelaksanaan haji yang baik dan sukses.
Prof. Nurhayati menambahkan, atas segala terobosan baru yang telah digagas oleh Menteri Agama RI yang telah memberikan pelayanan terbaik dari tahun sebelumnya menjadi catatan prestasi yang menggembirakan bagi seluruh pihak terkhusus para jamaah haji.
Namun demikian, Menteri Agama RI tetap menekankan kepada semua petugas haji untuk tetap menerima masukan dan kritikan dalam perbaikan pelayanan terbaik dalam pelaksanaan haji pada tahun berikutnya.
Suatu sikap yang arif, luwes dan terbuka yang dibangun Menteri Agama RI untuk menjadikan pelayanan haji semakin baik dan lebih baik.
)***Penulis adalah Rektor Universitas Islam Negeri Sumatera Utara