Untuk itu, ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terlibat aktif dalam menurunkan angka stunting di wilayah ini agar target nasional dapat terpenuhi.
"Kita harus bersinergi, bersama-sama agar apa yang kita targetkan tercapai, termasuk partisipasi masyarakat," ujar dia.
Sekretaris Utama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) RI Tavip Agus Rayanto menyampaikan perlukan menurunkan angka stunting baru, bukan hanya sekedar memperbaiki gizi bayi yang sudah divonis stunting.
Selain itu, menurutnya juga yang harus menjadi perhatian bersama adalah memonitor calon pengantin atau pengantin baru agar jangan melahirkan bayi stunting.
“Kalau kita fokus membenahi anak stunting kemungkinan normalnya hanya 20 persen, jadi kita lebih baik fokus pada mencegah lahirnya stunting baru, sembari berupaya mengoreksi bayi stunting. Ini diawali dari memonitor calon pengantin dan pengantin baru agar tidak melahirkan anak stunting," ujar dia.
Tavip juga berpesan agar semua pemangku kebijakan terkait di wilayah ini untuk mengambil peran dalam penurunan angka stunting.
“Lihat apa yang menjadi tugas provinsi, kabupaten/kota, pusat dan pihak lainnya agar intervensi yang kita lakukan berjalan maksimal," kata dia.*