Sementara deflasinya mayoritas karena harga ikan dencis (-0,07 persen), ikan tongkol/ambu-ambu (-0,06 persen), cabai rawit (-0,05 persen), udang basah (-0,05 persen) dan tarif angkutan udara (-0,04 persen).
Untuk "year on year" pada Mei 2024, inflasi Sumut paling dipengaruhi oleh cabai merah (1,00 persen), bawang merah (0,61 persen), beras (0,56 persen), emas perhiasan (0,19 persen) dan sigaret kretek mesin (0,17 persen).
Kemudian, andil terbanyak deflasi yoy adalah ikan dencis (-0,20 persen), ikan tongkol (-0,14 persen), udang basah (-0,07 persen), buah pir (-0,04 persen) dan ikan asin teri (-0,03 persen).
Menanggapi situasi inflasi di Sumut, ekonom dari Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) Gunawan Benjamin memprediksi kenaikan harga komoditas misalnya cabai merah tidak akan berlarut.
Menurut Gunawan, pada Juni 2024, harga cabai merah kemungkinan melandai lantaran loncatan harga pada awal pekan tidak terlalu signifikan.
Pada 1-3 Juni 2024, harga rata-rata cabai merah di Sumut Rp45.260 per kilogram.
"Ini kabar baik, di mana harga cabai sangat berpeluang untuk ditransaksikan dalam rentang Rp35 ribu-Rp45 ribu per kilogram, setidaknya hingga perayaan Idul Adha nanti (17-18 Juni 2024)," tutur Gunawan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BPS: Cabai merah dominan pengaruhi inflasi di Sumut pada Mei 2024