Medan (ANTARA) - Rektor Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) Prof Nurhayati menyebutkan semua civitas akademika di perguruan tinggi tersebut harus sama-sama menjadikan UINSU sebagai kampus pemikiran dan kampus gerakan untuk kemajuan dan kemaslahatan umat.
"Seperti yang ada di dalam lagu Mars UINSU, UINSU harus menjadi Pusat Peradaban Dunia setelah kita berkontribusi dalam kejayaan Indonesia," katanya di Medan, Rabu, saat acara pengukuhan empat Guru Besar UINSU di Kampus I UINSU Medan.
Keempat guru besar tersebut masing-masing Prof. Dr. Ahmad Thamrin Sikumbang yang dalam kesempatan itu menyampaikan orasi ilmiah berjudul "Komunikasi Islam sebagai Sistem Komunikasi dan Informasi Umat Islam Membangun Peradaban".
Kemudian Prof.Dr. Zia Ulhaq, MA yang berjudul "Paska-Tarekat Sufisme: Ekspresi Baru Tarekat Modern dan Ancaman Terhadap Tarekat Tradisional". Prof. Zainul Fuad, MA, Ph.D yang berjudul "Progresivitas Hukum Islam dalam Merespons Isu-Isu Perubahan Sosial dan Ekonomi" dan Prof. Dr. Ahmad Zuhri, MA yang berjudul "Reinterpretasi Al-Qur’an menuju pemikiran Tafsir Kontemporer".
Rektor UINSU Prof Nurhayati dalam kesempatan itu menyampaikan gagasan-gagasan baru atau pemikiran baru yang berhubungan dengan ilmu komunikasi, ilmu ushuluddin dan secara spesifik tarekat, ilmu hukum Islam dan tafsir, sebagaimana yang disampaikan para Guru Besar yang baru sungguh menarik.
Ia juga menyampaikan UINSU Medan akan terus bekerja keras agar para dosen-dosen yang telah memenuhi syarat kepangkatan dan jabatan akademiknya Lektor Kepala, untuk memproses pengusulan Guru Besarnya setelah petunjuk teknis yang baru berkenaan dengan kenaikan pangkat dan jabatan dikeluarkan Kementerian Agama.
"Apa yang menjadi kendala para dosen Lektor Kepala terkait dengan artikel yang terbit di jurnal bereputasi (Scopus dan Wash), sesungguhnya telah dijawab dengan program akselerasi Guru Besar, pelatihan penulisan artikel Ilmiah yang secara rutin terus kita laksanakan," katanya.
Kepada Guru Besar yang baru dikukuhkan, juga diingatkan bahwa dengan status sebagai Guru Besar, memiliki tanggungjawab, etika yang harus dijunjung tinggi serta kewajiban yang senantiasa dipenuhi.
"Namun lebih penting dari itu, kewajiban kita untuk mengembangkan ilmu yang kita geluti dengan melakukan riset dan PKM, tidak boleh berhenti dan menjadi nafas akademik kita," katanya.
Ia juga menyampaikan, pihaknya sangat gembira karena UINSU Medan kembali mengukuhkan Guru Besarnya sebanyak 4 orang.
Hal ini menandakan bahwa dosen UINSU memiliki semangat yang membara untuk meraih jabatan akademik tertinggi sebagai seorang akademisi yaitu menjadi Profesor.
"Pada titik ini, UINSU Medan juga terus melakukan program akselerasi agar kita tidak memasuki masa paceklik, setelah masa subur berlalu. Sepanjang tahun 2022-2024, kita telah mendapat tambahan 30 Profesor. Suatu jumlah yang besar dan patut kita syukuri," katanya.*